Parapuan.co - Lebam di bagian-bagian tubuh tertentu tidak selalu disebabkan karena benturan. Bagi anak yang sedang aktif belajar berjalan atau gemar bermain di luar, lebam di lutut atau siku seperti menjadi bagian dari masa tumbuh kembang.
Namun, bagi banyak orang tua, melihat memar di tubuh si kecil tetap bisa memicu rasa khawatir. Memahami penyebab, proses penyembuhan, serta tanda bahaya bisa membantu orang tua menentukan kapan perlu membawa anak ke dokter. Simak uraian lengkapnya yang dirangkum dari Riley's Children Health berikut ini!
Penyebab Munculnya Lebam atau Memar
Lebam terbentuk saat pembuluh darah kecil di bawah kulit pecah akibat benturan, sehingga darah keluar dan terperangkap di jaringan sekitar. Dr. Rebecca M. Dixon dari Riley Children's Health menjelaskan kemungkinan penyebabnya.
"Untuk alasan yang belum jelas, anak perempuan cenderung lebih mudah mengalami lebam dibanding anak laki-laki. Anak dengan kulit terang juga tampak memiliki lebih banyak lebam dibandingkan anak berkulit lebih gelap," papar Dokter Rebecca.
Perubahan Warna Lebam: Tanda Proses Penyembuhan
Warna lebam bisa berubah-ubah sesuai fase penyembuhan. Awalnya, memar berwarna merah karena aliran hemoglobin menuju area cedera. Dalam 1–2 hari, warna bergeser menjadi biru atau ungu karena oksigen di darah yang terkumpul mulai hilang.
Sekitar hari ke-5, warnanya bisa menjadi hijau, lalu memudar menjadi kuning atau cokelat kekuningan sebelum hilang sepenuhnya. Pada umumnya, proses ini memakan waktu sekitar dua minggu, meskipun bisa berbeda tergantung tingkat cedera dan warna kulit anak.
Cara agar Lebam Sembuh Lebih Cepat
Baca Juga: Benarkah Luka Sebaiknya Dibiarkan Terbuka agar Cepat Sembuh?
Cara sederhana yang bisa dilakukan orang tua adalah mengompres area lebam dengan es dan meninggikannya untuk mengurangi aliran darah ke area tersebut.
Nutrisi juga berperan penting, khususnya vitamin K yang membantu pembekuan darah dan menjaga kekuatan pembuluh darah. Memberikan multivitamin sesuai dosis yang dianjurkan bisa menjadi solusi.
Dr. Rebecca Dixon menyebut bahwa, "Tantangannya, anak usia 9 bulan hingga 4 tahun yang paling sering jatuh justru termasuk kelompok yang paling sulit makan sayuran hijau."
Bisakah Lebam Dicegah?
Sepenuhnya mencegah lebam tentu mustahil kecuali anak tidak pernah bergerak bebas. Namun, orang tua bisa meminimalkan risiko dengan child-proofing di rumah, seperti memasang pelindung sudut meja atau memastikan anak memakai helm dan pelindung lutut saat bermain sepeda atau skuter.
Tanda Bahaya yang Perlu Diwaspadai
Tidak semua lebam aman diabaikan. Salah satu tanda peringatan adalah munculnya bintik merah kecil yang tidak memucat saat ditekan, apalagi jika jumlahnya banyak dan disertai memar di berbagai tempat.
"Jika Anda melihat pembuluh darah pecah di beberapa bagian tubuh dalam konteks banyak lebam, Anda sebaiknya memeriksakan anak ke dokter," kata Dr. Dixon. Kondisi ini bisa menandakan masalah pembekuan darah seperti trombosit rendah.
Selain itu, memar di bagian tubuh yang tidak biasa terkena benturan—seperti perut bagian tengah atau pipi—juga perlu dicurigai. Begitu pula memar pada bayi yang belum bisa merangkak atau berdiri, karena ini bukan hal yang normal.
Baca Juga: Ikut Daycare, Kapan Anak Sakit Bisa Tetap Dititipkan dan Kapan Perlu Istirahat di Rumah?
Nyeri Berlebihan dan Cedera Serius
Rasa sakit yang tidak sebanding dengan ukuran lebam bisa menjadi tanda cedera lebih serius. Dr. Dixon memberi contoh, "Jika anak mendapat memar di lutut dan tidak bisa berjalan karena rasa sakitnya, Anda harus membawa anak ke dokter."
Benturan besar di kepala atau sekitar mata pada anak kecil yang belum bisa mengungkapkan keluhannya juga patut diperiksa untuk memastikan tidak terjadi gegar otak atau kerusakan lain.
Kapan Orang Tua Bisa Tenang Tanpa Khawatir?
Lebam pada anak yang sudah bisa merangkak atau berjalan sering kali adalah hal normal, terutama di area tubuh yang umum terkena benturan seperti lutut dan siku. Selama tidak disertai bintik merah, lokasi tidak biasa, atau nyeri berlebihan, orang tua tidak perlu terlalu khawatir.
"Jika tidak disertai pembuluh darah pecah atau berada di tempat yang tidak biasa, dan anak tidak tampak kesakitan berlebihan, kemungkinan besar tidak ada yang perlu dikhawatirkan," ujar Dr. Rebecca Dixon.
Demikian tadi informasi mengenai penyebab hingga langkah mengantisipasi lebam pada tubuh anak.
Kawan Puan tidak perlu khawatir, karena lebam merupakan bagian dari tumbuh kembang anak di usia yang sedang aktif-aktifnya bergerak.
Baca Juga: Kurangi Komunikasi, Begini Menerapkan Toilet Training dengan Memahami Isyarat Tubuh Anak
(*)