Tanpa Drama, Begini Cara Menghadapi Perbedaan Pendapat dengan Pasangan

Saras Bening Sumunar - Minggu, 17 Agustus 2025
Menghadapi perbedaan pendapat.
Menghadapi perbedaan pendapat. kieferpix

Misalnya, jika kamu tipe yang perfeksionis dan pasanganmu lebih santai, lihatlah bagaimana sifat santainya dapat membuat suasana hubungan menjadi lebih rileks dan tidak penuh tekanan. Fokus pada kelebihan ini akan mengurangi potensi drama akibat perbedaan pendapat.

3. Komunikasi Tanpa Menyalahkan

Menurut laman Pysch Central, kunci utama untuk menghadapi perbedaan karakter adalah komunikasi. Saat kamu merasa terganggu oleh perilaku pasangan, sampaikan perasaanmu dengan tenang dan jelas, tanpa nada menyalahkan.

Gunakan kalimat "Aku merasa…" daripada "Kamu selalu…" agar pasangan tidak merasa diserang dan justru lebih terbuka untuk mendengarkan.

4. Temukan Titik Tengah

Perbedaan karakter bukan berarti salah satu harus sepenuhnya mengalah. Carilah titik tengah yang membuatmu dan pasangan sama-sama merasa dihargai.

Misalnya, jika kamu tipe yang suka merencanakan semua hal, sedangkan pasangan lebih spontan, buatlah kesepakatan bahwa ada waktu untuk rencana terstruktur dan ada pula waktu kejutan tanpa jadwal.

5. Kendalikan Ego

Salah satu sumber drama terbesar dalam menghadapi perbedaan karakter adalah ego yang terlalu tinggi. Saat kamu berpegang teguh bahwa caramu yang paling benar, kamu akan sulit menerima pandangan pasangan.

Cobalah untuk membuka pikiran dan memahami bahwa ada banyak cara untuk memandang dan menyelesaikan suatu masalah. Perbedaan karakter memang bisa menjadi tantangan, tetapi jika kamu menghadapinya dengan sikap yang tepat, hubungan justru akan menjadi lebih matang.

Ingatlah, bukan perbedaan yang membuat hubungan gagal, melainkan cara kamu menyikapinya. Jadi, daripada membiarkan perbedaan memicu drama, jadikanlah itu sebagai kesempatan untuk belajar memahami, tumbuh bersama, dan membangun cinta yang lebih dewasa.

 Baca Juga: Benarkah Perempuan Egois Ketika Menunda Menikah Demi Stabilitas Ekonomi?

(*)

Sumber: Psych Central
Penulis:
Editor: Kinanti Nuke Mahardini