Baca Juga: Enggak Bikin Boncos, Ini Tips Persiapkan Liburan Sekolah Anak
"Pengalaman merupakan bagian dari diri kita yang lebih besar daripada barang-barang milik kita," jelas Gilovich. "Kita bisa sangat menyukai barang-barang kita. Bahkan merasa bahwa barang tersebut merepresentasikan identitas kita. Tapi pada akhirnya, barang-barang itu tetap terpisah dari kita. Sebaliknya, pengalaman benar-benar menjadi bagian dari diri kita. Kita adalah akumulasi dari pengalaman yang kita jalani."
Momen seperti jalan-jalan keluarga, makan bersama, atau sekadar bermain di hotel—semuanya menjadi bagian dari ingatan yang tak terlupakan dan membentuk kepribadian anak.
6. Mendorong Kecintaan terhadap Alam dan Menyeimbangkan Teknologi
Di era digital ini, anak-anak mudah kecanduan gawai. Liburan keluarga memberi mereka kesempatan untuk "melepaskan" diri dari layar, dan menikmati aktivitas fisik di luar ruangan. Menjelajah alam, bermain di pantai, mendaki, atau sekadar berjalan-jalan bisa menumbuhkan kecintaan mereka terhadap lingkungan.
Penelitian yang dikutip Huffington Post juga menyebutkan bahwa berada di alam selama 20 menit saja dapat meningkatkan konsentrasi, menurunkan tekanan darah, dan mengurangi stres.
7. Mengajarkan Kemandirian dan Rasa Tanggung Jawab
Liburan bukan sekadar rekreasi. Mulai dari menyiapkan barang, mengecek dokumen, mengatur jadwal perjalanan—semuanya melatih anak untuk berpikir jauh ke depan dan bertanggung jawab. Pelajaran ini akan terbawa hingga dewasa, membentuk pribadi yang mandiri dan mampu merencanakan hidupnya sendiri.
Daripada memberi anak gadget terbaru atau mainan mahal, liburan keluarga justru bisa menjadi hadiah terbaik yang membentuk masa depan mereka. Tidak perlu perjalanan mewah—yang penting adalah kebersamaan, pengalaman baru, dan kenangan bahagia yang mereka bawa hingga dewasa.
Karena pada akhirnya, kita semua adalah kumpulan dari pengalaman hidup kita.
Baca Juga: 5 Tips Efektif Mengembalikan Semangat Sekolah Anak Usai Liburan
(*)