Saat anak tumbuh dewasa, ikatan ini menjadi landasan emosional yang kuat, menjadikan acara keluarga sebagai momen menyenangkan, bukan beban.
3. Menumbuhkan Rasa Ingin Tahu dan Menghargai Keberagaman
Mengenalkan anak pada lingkungan baru, budaya, bahasa, dan orang-orang yang berbeda selama liburan, dapat membuka wawasan dan memperluas cara pandang mereka. Penelitian menunjukkan bahwa anak yang sering bepergian cenderung memiliki nilai akademis yang lebih tinggi dan IQ yang lebih baik.
Lingkungan yang kaya interaksi sosial dan fisik juga berdampak positif pada kesehatan mereka, seperti tekanan darah lebih rendah dan kadar stres yang lebih kecil. Survei terbaru bahkan menyebutkan bahwa anak-anak yang sering diajak liburan cenderung lebih terbuka terhadap perbedaan budaya, dan saat dewasa menjadi pribadi yang lebih toleran.
4. Melatih Adaptasi dan Cara Berpikir Kreatif
Saat bepergian, anak-anak harus menghadapi situasi yang berbeda dari rutinitas biasanya. Hal ini menuntut mereka untuk lebih fleksibel, cepat menyesuaikan diri, dan mampu berpikir kreatif. Saat rencana liburan tidak berjalan mulus—seperti tersesat atau jadwal berubah—anak belajar bahwa tidak semua hal berjalan sesuai keinginan, dan itu tidak masalah.
Pengalaman seperti ini menumbuhkan kepercayaan diri karena anak-anak mencoba hal baru dan mengatasi tantangan di luar zona nyaman mereka.
5. Menyadarkan Bahwa Pengalaman Lebih Bermakna daripada Barang
Psikolog dari Universitas Cornell, Dr. Thomas Gilovich, meneliti secara mendalam mengenai hubungan antara kebahagiaan dan kepemilikan barang. Hasilnya menunjukkan bahwa pengalaman memberikan kebahagiaan yang lebih langgeng dibanding benda.