Traveling berdua bukan berarti harus melakukan segalanya bersama setiap saat. Justru, memberi pasangan waktu sendiri untuk menikmati gaya traveling-nya bisa membuat liburan lebih menyenangkan. Misalnya, saat satu pihak ingin bersantai di kolam dengan buku favorit, yang lain bisa mengeksplorasi kota dengan berjalan kaki.
Kamu dan pasangan dapat bertemu kembali di waktu makan malam dengan cerita masing-masing bisa jadi momen menyenangkan tersendiri. Hasilnya? Kalian sama-sama puas, tanpa merasa harus mengorbankan kenyamanan masing-masing.
4. Antisipasi Hal-Hal Kecil yang Bisa Jadi Sumber Konflik
Terkadang, hal kecil seperti lapar bisa memicu pertengkaran dalam perjalanan. Itulah sebabnya penting untuk mengenali pemicu stres saat traveling. Salah satu pelajaran penting dari pengalaman pasangan ini adalah: hindari bepergian dalam kondisi lapar.
Saat naik kapal pesiar, misalnya, akses ke makanan sangat mudah sehingga masalah seperti ini bisa dihindari. Jika tidak sedang di cruise, pastikan kamu selalu membawa camilan atau sudah punya rencana makan yang jelas.
5. Gabungkan Petualangan dan Relaksasi
Jika salah satu pihak menyukai petualangan dan yang lain mendambakan relaksasi, menggabungkan keduanya dalam satu perjalanan bisa jadi solusi terbaik. Misalnya, ambil liburan kapal pesiar yang berhenti di beberapa kota.
Satu hari bisa digunakan untuk eksplorasi spontan, dan hari berikutnya diisi dengan menikmati fasilitas kapal atau hotel. Selain itu, kamu bisa menyusun itinerary dengan “bookend trip”: menyisipkan liburan kecil sebelum atau setelah perjalanan utama.
6. Rayakan Perbedaan, Jangan Hindari
Baca Juga: 5 Barang Ini Wajib Dibawa Perempuan saat Lakukan Solo Traveling
Yang terpenting, jangan anggap perbedaan gaya traveling sebagai hambatan. Justru, perbedaan itu bisa menjadi kesempatan untuk saling mengenal lebih dalam, menemukan cara baru menikmati dunia, dan memperkuat hubungan. Menciptakan momen bersama bukan berarti selalu sepemikiran, melainkan tentang bagaimana kalian bisa saling menyesuaikan dan bertumbuh bersama dalam perjalanan.
Perbedaan gaya liburan bukan alasan untuk saling menjauh, tapi peluang untuk menciptakan pengalaman baru yang unik dan menyenangkan. Kuncinya adalah terbuka, saling memberi ruang, dan sepakat untuk bertemu di tengah—karena pada akhirnya, perjalanan terbaik bukan soal tempatnya, tapi tentang bagaimana kita menjalaninya bersama.
(*)