"Peran suami atau ayah bisa apa aja kecuali menyusui. Suami bisa menggendong, bermain bersama anak, mengganti popok anak, menemani istri, dan lainnya," kata Wakil Ketua Umum Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI), Farahdibha Tenrilemba S.S., M.Kes dikutip dari Kompas.
Secara psikologis, dukungan ini membuat kamu lebih tenang, bahagia, dan percaya diri dalam menyusui. Lonjakan hormon oksitosin dapat memperlancar aliran ASI sehingga bisa meningkatkan suasana hati yang positif akibat perlakuan lembut dan penuh kasih dari pasanganmu.
"Ayah juga bisa memberikan pijatan hormon oksitosin atau hormon cinta. Pijatan ini juga bisa mencegah mastitis," ujar dr. Patricia Sowita, CIMI, dokter laktasi dikutip dari laman Kompas.
Dokter Patricia juga mengatakan bahwa hormon akan keluar jika terstimulasi dengan baik. Ketika hormon okstitosin ini bekerja, ibu menyusui akan merasakan kebahagiaan sehingga ASI keluar dengan lancar.
Sebaliknya, ketika dukungan itu tidak hadir, rasa kesepian bisa menjadi sangat menyakitkan. Kamu merasa sendirian dalam perjuangan ini, merasa bersalah ketika ASI tidak keluar banyak, bahkan mulai mempertanyakan kemampuanmu sebagai seorang ibu.
Maka, kehadiran suami bukan hanya pelengkap, tapi adalah kebutuhan esensial dalam membangun ekosistem menyusui yang sehat secara fisik, emosional, dan psikologis. Lebih jauh lagi, merasa menyusui bukan hanya tentang ibu dan bayi saja.
Fase ini juga menjadi momen pembentukan keluarga yang lebih utuh. Ketika pasangan terlibat aktif, kamu akan merasa bahwa ini adalah perjalanan kalian berdua, bukan hanya tanggung jawab pribadi.
Kebersamaan dalam menghadapi momen-momen sulit dan melelahkan akan memperkuat ikatan emosional kalian berdua, menciptakan kenangan yang tak tergantikan, hingga meningakatkan keharmonisan rumah tangga.
Baca Juga: AIMI Libatkan Tokoh Agama dalam Kampanye Menyusui untuk Tekan Stunting
Kawan Puan, menjadi seorang ibu menyusui adalah perjalanan yang menyenangkan sekaligus berat jika tanpa dukungan dari orang sekitar atau pasangan. Sedangkan, ketika suami hadir dengan cinta yang aktif bukan hanya dalam kata-kata tapi juga dalam tindakan nyata semua perjuangan itu terasa lebih ringan.
Kamu merasa menjadi perempuan yang utuh, ibu yang kuat, dan pasangan yang dicintai sepenuhnya. Untuk ibu menyusui izinkan dirimu merasakan dukungan itu, karena kamu pantas dicintai dan diperjuangkan, sama seperti kamu memperjuangkan kehidupan kecil yang kini ada dalam pelukanmu.
(*)