Baca Juga: AIMI Ungkap Cara Mendukung Perempuan yang Pesimis untuk Menyusui
AIMI mengundang berbagai pihak, baik institusi, organisasi, maupun individu, untuk berkolaborasi dalam menyukseskan Pekan Menyusui Dunia 2025 dan rangkaian kegiatan AIMI di sepanjang bulan Agustus.
Namun, sesuai dengan nilai-nilai yang dipegang AIMI untuk tetap objektif dalam menyampaikan edukASI dan informASI kepada masyarakat terkait menyusui, AIMI memiliki kebijakan untuk tidak bekerja sama dengan pihak yang terkait dengan produk susu formula, obat-obatan kimia, booster ASI, botol dot atau empeng, serta makanan/minuman ultra proses atau instan.
Lebih lanjut, AIMI juga secara terbuka menawarkan kesempatan bagi pihak-pihak yang ingin menyelenggarakan edukASI menyusui untuk mengundang konselor menyusui AIMI sebagai narasumber. Konselor AIMI siap berbagi pengetahuan dan pengalaman guna meningkatkan kesadaran dan dukungan terhadap ASI di komunitas atau lingkungan sekitar.
"Menyusui adalah hak setiap ibu dan anak, dan dukungan adalah kunci keberhasilannya. Di Pekan Menyusui Dunia 2025, AIMI menegaskan pentingnya membangun sistem yang memastikan setiap ibu mendapat dukungan yang layak—karena ibu tidak seharusnya berjuang sendiri.” ujar Nia Umar.,S.Sos, MKM, IBCLC.
Sedangkan Sarah Anggina selaku Ketua Divisi Dana Usaha dan Event AIMI Pusat mengatakan bahwa menurunkan stunting bukan hanya tugas tenaga kesehatan—ini adalah amanah umat.
"Ketika ulama bersuara, masyarakat mendengar. WUU hadir untuk memperkuat suara itu, agar ilmu agama menjadi jalan mencegah stunting sejak dini," pungkasnya.
Baca Juga: Peran AIMI dalam Mendorong dan Mendukung Ibu Menyusui di Indonesia
(*)