Sementara itu, sesi perbincangan "Berdaya Lewat Kebaya: Perempuan, Identitas, dan Inspirasi Generasi" bersama penyanyi Andien dan Yanti Moeljono, Ketua Komunitas Kebaya Menari membahas akar budaya kebaya yang panjang dalam sejarah Nusantara.
Kebaya hadir sebagai simbol keanggunan, martabat, dan jati diri perempuan Indonesia dari berbagai latar sosial dan daerah. Lebih dari sekadar busana, kebaya menyimpan nilai filosofis yang merepresentasikan kelembutan, keteguhan, dan peran perempuan dalam menjaga nilai-nilai budaya.
Perbincangan ini juga membahas bagaimana perempuan muda melalui perjalanan yang kompleks dan sangat personal dalam proses mencari jati diri. Dalam perjalanan itu, mengenali akar budaya bisa menjadi tuntunan yang menenangkan dan memperkuat.
"Aku percaya setiap perempuan punya perjalanan unik dalam menemukan dirinya, dan proses itu enggak pernah instan. Justru di tengah pencarian itu, penting banget punya pegangan dan kebaya bisa jadi salah satunya," ujar Andien.
Ia juga menambahkan bahwa kebaya bukan cuma tentang tradisi, tapi tentang mengenal siapa kita, dari mana kita berasal, dan apa yang ingin kita wariskan. "Harapanku, kebaya bisa terus hidup bukan karena dipaksa, tapi karena dicintai," jelas Andie.
Diskusi selanjutnya bertajuk "Berdaya Lewat Kebaya: Menjadi Sosok Otentik Perempuan Berkebaya" yang menghadirkan Tara Basro, aktris dan aktivis yang selama ini dikenal karena keberaniannya bersuara jujur tentang tubuh, identitas, dan tekanan industri hiburan.
Ia berbagi soal menjadi perempuan otentik yang tetap berpegang nilai budaya di tengah spotlight. Kebaya bisa menjadi pernyataan kuat untuk menunjukkan siapa kita luar dalam.
"Buat aku, kebaya itu punya ruang tersendiri di hati, karena dia bukan sekedar baju, tapi punya cerita," ujar Tara Basro. Dalam kesempatan yang sama, Tara juga menyoroti kreativitas anak muda saat ini dalam mix and match kebaya.
"Anak muda sekarang tuh kreatif banget, dan menurut aku kebaya bisa banget jadi media ekspresi yang personal. Kita bisa mix and match, tapi tetap bawa nilai budaya. Jadi kebaya itu bukan soal harus tampil tradisional, tapi soal cara kita menghidupkan lagi sesuatu yang bermakna dengan cara kita sendiri. Itu yang bikin dia tetap relevan dan powerful," jelas Tara Basro.
Baca Juga: Kebaya dan Sosok Perempuan Hebat di Balik Setiap Rancangannya
(*)