3. Menjadi Bagian dari Komunitas yang Lebih Besar
Fenomena merch juga tak lepas dari kebutuhan manusia untuk merasa terhubung. Dalam dunia yang kian terpolarisasi dan terfragmentasi, memakai merch yang menyuarakan nilai atau fandom tertentu menjadi simbol keanggotaan dalam komunitas yang memiliki rasa kebersamaan.
Bryan Escareño, creative director brand Amor Prohibido, menyebutkan bahwa merch adalah "penghubung yang kuat". "Itu adalah isyarat visual yang menyatakan, 'Aku melihatmu, kamu bagian dari kelompokku'," katanya. Entah itu kaus konser, topi klub olahraga, atau tote bag toko buku independen, setiap potong merch adalah simbol pengakuan dan kebersamaan.
4. Dukungan untuk Perjuangan dan Ideologi
Tak semua merch sekadar mengekspresikan fandom. Banyak pula yang kini menyuarakan dukungan terhadap isu-isu sosial dan politik, dari kampanye HAM, komunitas, hingga gerakan anti-diskriminasi. Dengan demikian, merch berkembang menjadi media aktivisme yang bisa dikenakan, bukan hanya simbol komersial.
5. Artis dan Brand Makin Dekat dengan Penggemar
Kembalinya merch sebagai fashion item juga menjadi strategi para artis untuk mendekatkan diri dengan penggemar. Kolaborasi seperti kaus Beyoncé dengan Levi’s atau merch Shakira dengan Hard Rock Cafe menunjukkan bagaimana barang-barang tersebut dirancang bukan hanya untuk dijual, tetapi juga untuk mengundang rasa kebersamaan dan eksklusivitas yang dapat dibagikan oleh sesama fans.
Fakta bahwa banyak merch kini dibuat dengan desain subtle dan tidak terlalu eksplisit—misalnya tanpa wajah sang artis—justru memberi ruang bagi pemakainya untuk merasa lebih "khusus", seperti bagian dari klub yang hanya dikenali oleh sesama anggota.
Gaya yang Lebih dari Sekadar Busana
Merch kini bukan lagi soal logo besar atau sekadar tanda dukungan bagi musisi atau tim olahraga favorit. Ia telah berevolusi menjadi media ekspresi diri, pernyataan nilai, simbol keanggotaan komunitas, dan bahkan alat perjuangan sosial.
Ketika selebritas global menjadikan merch sebagai bagian dari fashion harian mereka, itu menandakan bahwa yang paling modis di 2025 bukan lagi barang mahal, tetapi sesuatu yang bermakna dan terhubung secara personal.
Baca Juga: Tren Fashion 2025: Menuju Keberlanjutan di Tengah Tantangan Global
(*)