Merchandise Jadi Tren Fashion Baru, Dari Identitas Diri hingga Simbol Komunitas

Arintha Widya - Kamis, 24 Juli 2025
Merchandise sebagai tren fashion baru.
Merchandise sebagai tren fashion baru. Wavebreakmedia

Parapuan.co - Di tengah derasnya arus tren mode yang datang dan pergi begitu cepat, satu fenomena mencuri perhatian, yaitu kembalinya merchandise (merch) sebagai bagian dari gaya berpakaian yang statement dan personal. Tak lagi hanya identik dengan kaus band atau topi klub olahraga, kini merch menjadi simbol ekspresi diri yang kuat—dan dikenakan oleh para selebritas papan atas dunia.

Nama-nama besar seperti Jennifer Lawrence, Pedro Pascal, hingga Madonna tampak mengenakan berbagai jenis merch dalam keseharian mereka. Dari topi bertuliskan "Twilight", kaus kampanye politik, hingga merch eksklusif dari tur konser, semua menjadi bagian dari busana yang bukan hanya kasual, tetapi juga bermakna.

Lantas, mengapa merch kini justru menjadi salah satu simbol paling kuat dalam tren fashion? Simak beberapa alasannya seperti merangkum Harper's Bazaar di bawah ini!

1. Fashion yang Mudah Diakses tapi Sarat Makna

Salah satu daya tarik utama dari merch adalah aksesibilitasnya. Berbeda dari barang mewah high fashion, merchandise biasanya dijual dengan harga yang jauh lebih terjangkau. Bahkan kaus tur artis ternama atau kolaborasi edisi terbatas sekalipun masih lebih ramah kantong dibanding T-shirt desainer ternama.

Namun, yang membuat merch begitu spesial bukan sekadar harganya. Menurut Alexandra Grandquist, stylist selebriti seperti Kylie Jenner dan Travis Scott, merch menghadirkan identitas yang bisa dibagikan. "Ini seperti papan iklan berjalan, cara untuk menunjukkan siapa kamu tanpa harus berbicara," ujarnya.

2. Gaya Personal yang Autentik

Di era digital yang serba cepat dan penuh kurasi, keaslian menjadi komoditas langka. Merch menjadi jawaban atas kebutuhan untuk menampilkan sisi personal dan autentik dari seseorang—baik itu fans, aktivis, hingga artis besar. Mengenakan kaus bertuliskan nama band favorit atau logo organisasi hak asasi bukan sekadar soal gaya, melainkan pernyataan tentang nilai dan koneksi pribadi.

Stylist Grandquist menambahkan bahwa banyak kliennya kini lebih memilih merch vintage karena "terasa lebih hidup dan berkarakter". Busana ini tidak sekadar dipakai, tetapi membawa cerita tersendiri yang menghubungkan pemakainya dengan komunitas tertentu.

Baca Juga: Tren Fashion Jadul yang Kembali Populer saat Ini dan Diikuti Gen Z

3. Menjadi Bagian dari Komunitas yang Lebih Besar

Fenomena merch juga tak lepas dari kebutuhan manusia untuk merasa terhubung. Dalam dunia yang kian terpolarisasi dan terfragmentasi, memakai merch yang menyuarakan nilai atau fandom tertentu menjadi simbol keanggotaan dalam komunitas yang memiliki rasa kebersamaan.

Bryan Escareño, creative director brand Amor Prohibido, menyebutkan bahwa merch adalah "penghubung yang kuat". "Itu adalah isyarat visual yang menyatakan, 'Aku melihatmu, kamu bagian dari kelompokku'," katanya. Entah itu kaus konser, topi klub olahraga, atau tote bag toko buku independen, setiap potong merch adalah simbol pengakuan dan kebersamaan.

4. Dukungan untuk Perjuangan dan Ideologi

Tak semua merch sekadar mengekspresikan fandom. Banyak pula yang kini menyuarakan dukungan terhadap isu-isu sosial dan politik, dari kampanye HAM, komunitas, hingga gerakan anti-diskriminasi. Dengan demikian, merch berkembang menjadi media aktivisme yang bisa dikenakan, bukan hanya simbol komersial.

5. Artis dan Brand Makin Dekat dengan Penggemar

Kembalinya merch sebagai fashion item juga menjadi strategi para artis untuk mendekatkan diri dengan penggemar. Kolaborasi seperti kaus Beyoncé dengan Levi’s atau merch Shakira dengan Hard Rock Cafe menunjukkan bagaimana barang-barang tersebut dirancang bukan hanya untuk dijual, tetapi juga untuk mengundang rasa kebersamaan dan eksklusivitas yang dapat dibagikan oleh sesama fans.

Fakta bahwa banyak merch kini dibuat dengan desain subtle dan tidak terlalu eksplisit—misalnya tanpa wajah sang artis—justru memberi ruang bagi pemakainya untuk merasa lebih "khusus", seperti bagian dari klub yang hanya dikenali oleh sesama anggota.

Gaya yang Lebih dari Sekadar Busana

Merch kini bukan lagi soal logo besar atau sekadar tanda dukungan bagi musisi atau tim olahraga favorit. Ia telah berevolusi menjadi media ekspresi diri, pernyataan nilai, simbol keanggotaan komunitas, dan bahkan alat perjuangan sosial.

Ketika selebritas global menjadikan merch sebagai bagian dari fashion harian mereka, itu menandakan bahwa yang paling modis di 2025 bukan lagi barang mahal, tetapi sesuatu yang bermakna dan terhubung secara personal.

Baca Juga: Tren Fashion 2025: Menuju Keberlanjutan di Tengah Tantangan Global

(*)

Sumber: Harper's Bazaar
Penulis:
Editor: Arintha Widya