Parapuan.co - Tumbuh kembang anak tidak berhenti menjadi fokus perhatian setelah melewati 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Nyatanya, risiko penyakit menular dan tantangan tumbuh kembang tetap tinggi pada anak usia sekolah, sehingga langkah preventif seperti vaksinasi lanjutan, asupan gizi seimbang, dan pemeriksaan berkala secara menyeluruh perlu terus dilakukan.
Sayangnya, banyak orang tua masih melewatkan berbagai upaya tersebut, termasuk soal vaksinasi anak. Sebab minimnya informasi dan awereness, anak yang melewati 1.000 HPK dianggap sudah sehat dan tidak membutuhkan perhatian akan kondisi kesehatannya.
Dalam rangka Hari Anak Nasional 2025, pada Selasa (22/7/2025), Halodoc menggelar webinar akan pentingnya upaya preventif orang tua untuk menjaga kesehatan anak secara menyeluruh, salah satunya melalui vaksinasi.
"Kami ingin mendorong orang tua untuk lebih proaktif dalam menjaga kesehatan anak secara holistik di setiap tahap fase kehidupan," ujar Fibriyani Elastria, Chief Marketing Officer Halodoc.
Fibriyani juga mengatakan bahwa sepanjang semester pertama 2025, tercatat adanya peningkatan pemesanan vaksin anak hingga 74 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Vaksin flu dan DBD menjadi yang paling banyak dipesan terutama di wilayah Jabodetabek.
"Hal ini menunjukkan adanya peningkatan kesadaran orangtua akan pentingnya vaksinasi, namun upaya tetap dibutuhkan agar anak-anak di seluruh wilayah Indonesia dapat tumbuh sehat dan terlindungi," imbuhnya.
Sementara itu, dr. Jessica Sugiharto, Sp.A memaparkan manfaat dan risiko jika anak tidak divaksinasi. Berikut ulasan lengkapnya untukmu!
Manfaat Anak Mendapatkan Vaksinasi Tepat Waktu
- Melindungi anak dari penyakit berbahaya.
Baca Juga: 7 Fakta Kesehatan Anak Indonesia 2025: PR Bersama Menuju Masa Depan yang Lebih Sehat
- Mencegah komplikasi berat, kecacatan, atau kematian.
- Menciptakan kekebalan kelompok (herd immunity).
- Mengurangi biaya pengobatan dan waktu sekolah atau kerja yang hilang.
- Anak sehat menjadi peluang masa depan produktif.
Risiko Jika Anak Tidak Divaksinasi atau Tidak Tepat Waktu
- Munculnya kembali penyakit yang sudah dikendalikan (PD3I).
- Komplikasi berat seperti pneumonia, ensefalitis, kelumpuhan, bahkan kematian.
- Penularan ke kelompok rentan seperti bayi dan lansia.
Baca Juga: 5 Cara Menunjukkan Cinta kepada Anak tanpa Harus Mengucapkannya
- Meningkatnya beban psikososial keluarga akibat perawatan yang intensif.
- Gangguan tumbuh kembang anak secara jangka panjang.
"Saya banyak menemukan orang tua beranggapan vaksinasi hanya penting sampai anak berusia 2 tahun, sehingga ketika jarak antar vaksin semakin jarang, vaksinasi lanjutan sering terlupakan," ujar dr. Jessica.
"Padahal, setelah anak melewati 1000 HPK mereka tetap membutuhkan vaksin booster dan lanjutan untuk melindungi dari penyakit yang dapat dicegah," imbuhnya.
Dokter Jessica melanjutkan bahwa selain vaksin, asupan gizi seimbang, vitamin, zat besi, dan mineral juga perlu diberikan sebagai suplementasi, terutama jika kebutuhan harian belum benar-benar tercukupi.
Langkah ini dilakukan untuk membentuk pondasi lengkap bagi kesehatan anak secara menyeluruh.
Kawan Puan, kesehatan anak bukan sekadar tentang terbebas dari penyakit, tetapi memastikan kondisi fisik mereka benar-benar prima.
Ketika kamu sebagai orang tua mampu mengambil peran aktif dalam melakukan upaya preventif secara konsisten dan menyeluruh, maka kamu turut andil dalam membangun generasi masa depan yang sehat, cerdas, juga berkualitas.
Baca Juga: 5 Tips Jaga Kesehatan Anak di Tengah Perubahan Iklim yang Tak Menentu
(*)