Meski Tampak Masih Layak, 7 Barang Ini Sebaiknya Tidak Didonasikan

Arintha Widya - Rabu, 16 Juli 2025
Barang-barang yang sebaiknya tidak didonasikan meski masih layak.
Barang-barang yang sebaiknya tidak didonasikan meski masih layak. LifestyleVisuals

Parapuan.co - Kawan Puan, memberikan barang untuk amal memang merupakan tindakan mulia. Selain membantu orang yang membutuhkan, kegiatan ini juga bisa jadi cara efektif untuk merapikan rumah dan membersihkan isi lemari dari benda-benda yang mungkin sudah tidak kamu gunakan.

Namun, tidak semua barang yang tak lagi kita gunakan layak untuk disumbangkan. Alih-alih membantu, beberapa barang justru bisa jadi beban bagi organisasi sosial yang menerimanya.

Sebelum memasukkan barang ke dalam kantong donasi, penting untuk menimbang kembali apakah barang tersebut benar-benar berguna, bersih, dan layak pakai. Memberikan barang yang rusak, kotor, atau tak bisa dimanfaatkan hanya akan menambah kerja relawan atau bahkan dibuang begitu saja. Berikut tujuh jenis barang yang sebaiknya tidak kamu donasikan sebagaimana mengutip Real Simple!

1. Perabot Rusak atau dalam Kondisi Buruk

Meja makan dengan sedikit goresan atau sofa yang sudah tidak cocok dengan dekorasi rumah masih bisa didonasikan. Namun, meja komputer tua yang sudah ringkih atau kursi yang kakinya goyang sangat mungkin tidak akan diterima oleh lembaga amal. Barang-barang seperti ini umumnya tidak dapat dijual kembali atau digunakan dengan aman oleh penerima bantuan.

2. Perabot Belum Dirakit

Lemari yang masih dalam kardus selama bertahun-tahun di gudang rumah mungkin terlihat seperti ide bagus untuk disumbangkan. Tapi kenyataannya, barang belum dirakit berisiko kehilangan suku cadang atau tidak punya instruksi pemasangan lagi. Jika ingin mendonasikannya, sebaiknya rakit terlebih dahulu agar bisa langsung digunakan.

3. Kosmetik dan Produk Perawatan yang Sudah Digunakan

Sunscreen yang hanya dipakai sekali atau lipstik yang tidak cocok warnanya sebaiknya tidak didonasikan ke organisasi amal. Barang-barang pribadi semacam ini berisiko menularkan bakteri dan tidak higienis. Jika kamu memiliki produk yang masih tersegel dan belum kadaluwarsa, seperti sabun hotel ukuran kecil, beberapa tempat penampungan bisa menerimanya.

Baca Juga: Cara Daur Ulang Kemasan Produk Kecantikan agar Tak Cuma Jadi Limbah

4. Pakaian Sobek

Baju dengan robekan di bagian tertentu kemungkinan besar tidak akan diterima oleh lembaga amal karena sulit dijual kembali. Jika robekannya ringan dan masih bisa dijahit, pertimbangkan untuk memperbaikinya dulu sebelum disumbangkan.

5. Pakaian Bernoda

Jika kamu sendiri tidak ingin memakainya karena noda membandel, kemungkinan besar orang lain pun enggan. Cobalah hilangkan noda terlebih dahulu. Jika berhasil, baru pertimbangkan untuk menyumbangkannya. Jika tidak, gunakan sebagai kain lap atau daur ulang.

6. Kasur Lama

Kasur bekas, apalagi yang sudah digunakan sejak zaman sekolah, biasanya tidak diterima. Selain tidak nyaman, kasur lama berpotensi mengandung tungau atau jamur. Proses sterilisasi kasur memerlukan biaya besar dan kebanyakan organisasi sosial tidak mampu melakukannya. Kecuali kondisinya masih sangat baru dan bersih, sebaiknya jangan disumbangkan.

7. Kaos Kaki dan Pakaian Dalam Bekas

Barang-barang ini sangat pribadi dan berkaitan langsung dengan kebersihan. Donasi pakaian dalam atau kaus kaki bekas umumnya akan ditolak. Namun, beberapa lembaga, seperti penampungan tunawisma, kadang menerima kaus kaki atau pakaian dalam baru, asalkan masih dalam kemasan atau berlabel.

Perlu pula kamu ingat bahwa setiap lembaga memiliki kebijakan berbeda-beda. Apa yang ditolak di satu tempat, bisa jadi diterima di tempat lain. Untuk itu, jika kamu ragu, sebaiknya hubungi pihak organisasi sebelum berdonasi. Dengan begitu, kamu bisa memastikan bahwa bantuanmu benar-benar bermanfaat—bukan malah merepotkan.

Baca Juga: Decluttering, 9 Cara Sederhana Menata Dapur Agar Lebih Rapi dan Lega

(*)

Sumber: Real Simple
Penulis:
Editor: Arintha Widya