4. Pakaian Sobek
Baju dengan robekan di bagian tertentu kemungkinan besar tidak akan diterima oleh lembaga amal karena sulit dijual kembali. Jika robekannya ringan dan masih bisa dijahit, pertimbangkan untuk memperbaikinya dulu sebelum disumbangkan.
5. Pakaian Bernoda
Jika kamu sendiri tidak ingin memakainya karena noda membandel, kemungkinan besar orang lain pun enggan. Cobalah hilangkan noda terlebih dahulu. Jika berhasil, baru pertimbangkan untuk menyumbangkannya. Jika tidak, gunakan sebagai kain lap atau daur ulang.
6. Kasur Lama
Kasur bekas, apalagi yang sudah digunakan sejak zaman sekolah, biasanya tidak diterima. Selain tidak nyaman, kasur lama berpotensi mengandung tungau atau jamur. Proses sterilisasi kasur memerlukan biaya besar dan kebanyakan organisasi sosial tidak mampu melakukannya. Kecuali kondisinya masih sangat baru dan bersih, sebaiknya jangan disumbangkan.
7. Kaos Kaki dan Pakaian Dalam Bekas
Barang-barang ini sangat pribadi dan berkaitan langsung dengan kebersihan. Donasi pakaian dalam atau kaus kaki bekas umumnya akan ditolak. Namun, beberapa lembaga, seperti penampungan tunawisma, kadang menerima kaus kaki atau pakaian dalam baru, asalkan masih dalam kemasan atau berlabel.
Perlu pula kamu ingat bahwa setiap lembaga memiliki kebijakan berbeda-beda. Apa yang ditolak di satu tempat, bisa jadi diterima di tempat lain. Untuk itu, jika kamu ragu, sebaiknya hubungi pihak organisasi sebelum berdonasi. Dengan begitu, kamu bisa memastikan bahwa bantuanmu benar-benar bermanfaat—bukan malah merepotkan.
Baca Juga: Decluttering, 9 Cara Sederhana Menata Dapur Agar Lebih Rapi dan Lega
(*)