Parapuan.co - Kawan Puan, sebagian orang tua tentu ingin anak remajanya bisa terbuka saat sedang kesulitan, minta bantuan ketika dibutuhkan, atau sekadar bercerita tentang hari-harinya. Namun, kepercayaan seperti itu tak muncul begitu saja saat anak beranjak 13 tahun.
Kunci utamanya justru terletak pada hubungan yang dibangun sejak anak masih kecil—bahkan sejak balita. Oleh karenanya, kehadiran orang tua di masa balita anak-anak menjadi investasi emosional yang sangat berharga untuk masa remaja mereka nanti.
Jika ingin anak terbuka dan sering curhat padamu saat remaja, begini cara membangun kepercayaan anak sejak dini seperti dikutip dari Today's Parent!
1. Hadir Sepenuhnya, Tak Harus Sempurna
Anak tidak butuh orang tua yang selalu tahu segalanya. Mereka hanya butuh kita hadir secara utuh. Momen-momen sederhana seperti menonton kartun bersama, menyusun puzzle, atau menjemput dari daycare adalah kesempatan untuk menunjukkan bahwa keberadaan mereka penting.
Letakkan ponsel, tatap mata mereka, dan tanggapi cerita-ceritanya—meski hanya tentang boneka yang pura-pura makan siang. Kehadiran semacam ini mengirim pesan: "Kamu penting. Aku di sini". Dan pesan ini akan menetap di hati mereka hingga besar nanti.
2. Dengarkan Sesuai Waktu Mereka
Anak-anak, termasuk remaja, jarang memilih waktu "ideal" untuk membuka diri. Bisa jadi mereka ingin bercerita saat mau tidur, saat menyikat gigi, atau di mobil saat perjalanan pulang sekolah.
Sebagai orang tua, kita perlu lentur mengikuti ritme mereka. Kadang melelahkan, apalagi jika sudah larut malam, tapi menyempatkan diri untuk benar-benar mendengarkan ketika mereka siap, menunjukkan bahwa kita siap ada untuk mereka kapan pun dibutuhkan.
Baca Juga: Perilaku Remaja di Luar Kendali? Ini Solusi Efektif untuk Orang Tua