Memilih Jurnalisme sebagai Karier Awal
Setelah lulus dari jurusan teknik informatika, Nenden justru memutuskan untuk menekuni dunia jurnalisme secara profesional. Selama sekitar empat tahun, ia bekerja sebagai jurnalis dan meliput berbagai isu sosial, ekonomi, pendidikan, hingga kemanusiaan. Pengalaman ini semakin mengasah kepekaannya terhadap persoalan-persoalan publik yang berkaitan dengan hak dan keadilan sosial.
"Sebagai jurnalis, saya belajar banyak isu sosial yang sangat berdampak pada kehidupan kita, baik secara personal maupun sosial," ungkap Nenden. "Tapi di luar itu juga sebetulnya saya masih tetap melakukan freelance untuk bikin bikin website. Saya kerjakan dunia itu secara paralel."
"Sampai akhirnya saya memutuskan untuk waktu itu waktu saya masih kerja di jurnalis, ada lowongan di SAFEnet di 2016 kalau enggak salah," demikian ujar Nenden tentang awal mula dirinya magang di SAFEnet.
Awal Mula Terjun ke Isu Hak Digital
Dunia teknologi dan jurnalistik terus berjalan berdampingan dalam kesehariannya, hingga akhirnya ia menemukan titik temu yang lebih konkret dalam advokasi hak digital.
Baca Juga: Karier Zoe Yujnovich Direktur di Shell yang Resign, Puluhan Tahun di Industri Energi
Perkenalan Nenden dengan isu hak digital dimulai pada tahun 2016 saat melihat lowongan di SAFEnet (Southeast Asia Freedom of Expression Network). Ketertarikannya pada organisasi tersebut datang dari kesadaran bahwa isu kebebasan berekspresi dan hak digital masih belum banyak dibahas, namun sangat relevan dengan latar belakang dan minatnya.
"Saya melihat ini menarik, ada isu yang selama ini belum banyak dibahas tapi sangat penting," kenangnya saat pertama kali mengenal SAFEnet.
Nenden Sekar Arum adalah contoh nyata bagaimana keahlian lintas bidang bisa menjadi kekuatan dalam perjuangan untuk hak-hak digital. Dengan pijakan yang kuat di dunia teknologi dan media, ia terus bekerja untuk menciptakan ruang digital yang aman, inklusif, dan adil bagi semua.
(*)