Bahkan jika hanya ingin mencoba bekerja di kedai kopi atau jadi freelancer, ini bisa jadi langkah awal untuk mengasah keterampilan baru. Meskipun menakutkan, mencoba hal baru sering kali menjadi pengalaman paling berharga—dan bisa menjadi nilai tambah saat kamu kembali ke dunia kerja nanti.
3. Momen Refleksi dan Reset
Musim panas identik dengan semangat "libur sekolah" yang memberikan energi baru. Ini waktu yang tepat untuk berhenti sejenak, mengevaluasi ulang arah hidup, dan memberi tubuh serta pikiran kesempatan untuk beristirahat. Menurut Morgan, "Musim panas adalah waktu untuk mengisi ulang energi."
Tentu saja, tidak semua orang bisa mengambil cuti panjang tanpa penghasilan. Namun resign bukan berarti tidak melakukan apa-apa. Kamu bisa tetap produktif dengan cara yang lebih fleksibel—seperti mengambil pekerjaan paruh waktu, mengisi waktu dengan kegiatan kreatif, atau sekadar mengganti rutinitas kerja ke suasana yang lebih segar.
4. Persiapan Lebih Matang untuk Musim Rekrutmen
Trimester ketiga dan empat setiap tahunnya sering dianggap sebagai puncak musim rekrutmen. Banyak orang kembali dari liburan dan mulai aktif mencari pekerjaan baru. Itu artinya, persaingan pun meningkat. Dengan resign di musim ini, kamu punya kesempatan untuk merencanakan masa depan secara matang—mulai dari memperbarui CV, menajamkan skill, hingga memperjelas tujuan karier.
"Musim panas adalah kesempatan untuk start lebih dulu sebelum kompetisi dimulai," kata Morgan. Jadi ketika orang lain baru mulai sibuk mencari pekerjaan, kamu sudah punya keunggulan.
5. Kesempatan Lebih Besar untuk Networking
Saat suasana kerja formal melonggar, musim panas membuka lebih banyak kesempatan untuk membangun koneksi secara santai. Entah itu di festival, ruang kerja bersama, kedai kopi, atau acara komunitas, kamu punya lebih banyak waktu dan energi untuk ngobrol dengan orang baru—yang mungkin saja adalah pintu menuju pekerjaan impianmu.
Morgan menyebut, "Orang-orang cenderung lebih terbuka di musim panas—lebih rileks, lebih ramah." Bahkan obrolan singkat dengan mantan rekan kerja atau DM ke seseorang yang kamu kagumi di LinkedIn bisa jadi awal dari peluang besar.
Jadi, tunggu apa lagi? Kamu bisa mulai resign sekarang dan mencari pekerjaan baru atau memulai usahamu sendiri.
Baca Juga: Layoff di Mana-Mana, Apakah Harus Menunggu PHK atau Resign Duluan?
(*)