Ahli gizi dan penulis buku "2-Day Diabetes Diet", Erin Palinski-Wade, menyarankan untuk mengenalkan rasa pedas secara bertahap kepada anak-anak, dimulai dari bumbu yang lebih ringan.
"Mulailah dengan rempah seperti kayu manis, pala, atau paprika agar anak terbiasa dengan rasa baru tanpa mengejutkan lidah mereka," ujar Palinski-Wade. "Jika mereka tertarik mencoba makanan pedas, biarkan saja, tetapi dorong mereka untuk mendengarkan tubuh mereka dan berhenti jika mulai merasa tidak nyaman."
Orang tua juga bisa membuat saus pedas sendiri di rumah dengan cabai segar agar kadar kepedasan dan bahan tambahan dapat dikontrol. Jika membeli saus di pasaran, pilihlah merek terpercaya yang tidak mengandung gula tambahan.
Di samping itu, penting juga untuk tidak langsung mencampurkan saus pedas ke seluruh hidangan keluarga. "Sajikan saus pedas secara terpisah. Ini memungkinkan tiap anggota keluarga menambahkan rasa pedas sesuai selera mereka," jelas Palinski-Wade.
Sebagai tambahan, camilan sehat seperti cokelat hitam dengan cabai bisa menjadi cara seru mengenalkan rasa pedas yang aman. Kombinasi makanan pedas dengan susu, yoghurt, atau keju juga dapat mengurangi rasa pedas berlebihan karena capsaicin larut dalam lemak.
Produk berlemak seperti kacang dan selai kacang juga bisa membantu menetralkan rasa pedas.
Mengenalkan rasa pedas pada anak tidaklah dilarang, tetapi perlu dilakukan dengan bijak. Hindari makanan ringan pedas yang tinggi garam dan gula, serta perhatikan reaksi tubuh anak.
Kenalkan secara bertahap melalui makanan sehat dan alami, agar anak-anak tidak hanya mendapatkan sensasi rasa, tetapi juga manfaat kesehatannya.
Baca Juga: 4 Risiko Makan Makanan Pedas Tiap Hari dan Cara Aman Mengonsumsinya
(*)