Jangan pernah mencoba mencabut IUD sendiri di rumah. Jika Kawan Puan mengalami gejala di atas, segera periksakan diri ke tenaga kesehatan.
Gejala Kehamilan dengan IUD
Gejala kehamilan dini dengan IUD mirip seperti kehamilan pada umumnya, antara lain:
- Telat menstruasi
- Mual dan muntah
- Payudara nyeri atau membesar
- Lelah
- Kram ringan atau flek
Karena efek samping IUD pun dapat menyerupai gejala ini, penting untuk segera melakukan tes kehamilan atau konsultasi ke dokter jika ada kecurigaan.
Risiko Kehamilan dengan IUD
Kehamilan dengan IUD tergolong kehamilan berisiko tinggi. Salah satu risiko paling serius adalah kehamilan ektopik, yaitu saat embrio menempel di luar rahim, biasanya di tuba falopi. Ini bisa menyebabkan perdarahan internal dan membahayakan nyawa.
Gejala awal kehamilan ektopik meliputi:
- Nyeri atau kram di satu sisi panggul.
- Perdarahan vagina abnormal.
- Nyeri bahu, pusing, atau pingsan (tanda tuba falopi pecah).
Kehamilan dengan IUD juga meningkatkan risiko:
- Keguguran
- Infeksi rahim
- Ketuban pecah dini
- Berat badan bayi rendah
- Persalinan prematur
Apa yang Harus Dilakukan Jika Hamil dengan IUD?
Baca Juga: Perempuan Pengguna IUD Merasa Sakit saat Berhubungan Intim, Normalkah?
Jika tes kehamilan positif, langkah pertama adalah segera menghubungi tenaga medis. Dokter akan melakukan pemeriksaan untuk memastikan lokasi kehamilan dan kondisi IUD.
- Jika kehamilan tidak bisa dipertahankan (misalnya kehamilan ektopik), maka kehamilan harus segera diakhiri karena berbahaya.
- Jika ingin melanjutkan kehamilan, dokter biasanya akan mencabut IUD untuk mengurangi risiko komplikasi. Namun, kehamilan tetap dikategorikan sebagai kehamilan risiko tinggi dan perlu pemantauan intensif.
Meski risiko kehamilan dengan IUD sangat rendah, penting untuk tetap waspada dan memahami kemungkinan yang ada. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan tenaga kesehatan jika ada perubahan pada tubuh atau siklus menstruasi Kawan Puan.
(*)