Wacana Vaksin HPV Gratis Pada 2027 untuk Perempuan Usia 20an, Kenapa Tidak Sekarang?

Arintha Widya - Selasa, 17 Juni 2025
Kemenkes berencana beri vaksin HPV gratis untuk perempuan usia 20 tahun ke atas. Kapan?
Kemenkes berencana beri vaksin HPV gratis untuk perempuan usia 20 tahun ke atas. Kapan? iStockphoto

Parapuan.co - Pemerintah Indonesia tengah menggagas perluasan program vaksinasi Human Papilloma Virus (HPV) yang menyasar perempuan usia 20 tahun ke atas secara gratis pada tahun 2027. Wacana ini menjadi sorotan karena kanker serviks, yang disebabkan oleh infeksi HPV, merupakan salah satu pembunuh utama perempuan di Indonesia.

Lantas, mengapa vaksinasi untuk kelompok usia ini baru direncanakan terlaksana dua tahun mendatang? Bagi Kawan Puan yang bertanya-tanya, coba dalami dulu informasi yang dirangkum berbagai sumber via Kompas.com berikut ini!

Pencegahan Kanker Serviks Melalui Dua Tahap

Menurut Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Siti Nadia Tarmizi, program vaksinasi HPV akan dilaksanakan dalam dua fase besar: Fase 1 pada tahun 2023–2027 dan Fase 2 pada 2028–2030.

Vaksinasi tersebut diberikan seiring momentum Bulan Imunisasi Anak Sekolah, dengan target utama anak-anak usia 11–12 tahun, terutama siswa kelas 5 SD, dan imunisasi kejar untuk anak usia 15 tahun yang belum mendapatkan vaksin.

Namun, Nadia menekankan pentingnya juga memberikan vaksin kepada perempuan dewasa dan anak laki-laki, mengingat HPV dapat ditularkan melalui hubungan seksual dan berdampak pada kesehatan kedua gender.

"Kami ingin menegaskan kembali bahwa vaksinasi HPV ini akan diberikan kepada kedua gender, pria dan wanita, dan kami juga akan melakukan imunisasi kejar untuk mereka yang mungkin terlewatkan," kata Nadia, dikutip dari Antara, Jumat (13/6/2025).

Kenapa Penting Diperluas untuk Perempuan Dewasa?

Data yang disampaikan Kemenkes cukup mengkhawatirkan. Setiap harinya, sekitar 56 perempuan Indonesia meninggal karena kanker serviks. Bahkan, menurut data International Agency for Research on Cancer (2022), dari total 408.000 kasus kanker di Indonesia, 242.000 berujung pada kematian. Ini menunjukkan tingkat kematian sebesar 136,9 per 100.000 penduduk, menjadikan kanker serviks sebagai momok nyata bagi kesehatan perempuan.

Baca Juga: Skotlandia Laporkan Nol Kasus Kanker Serviks pada Perempuan yang Sudah Vaksin HPV

Siti Nadia menjelaskan, vaksinasi HPV merupakan satu-satunya intervensi yang bisa mengeliminasi kanker serviks secara nyata. HPV sendiri sering kali tidak menimbulkan gejala dan hanya muncul dalam bentuk kutil di kulit atau organ genital—yang kerap tak disadari. Ini meningkatkan risiko penularan tanpa sepengetahuan pasangan.

"Kita tidak bisa tahu kapan infeksi virus ini terjadi, dan HPV sering kali hanya muncul sebagai kutil yang kadang tidak kita sadari, baik itu di kulit atau di organ kemaluan, pada pria maupun wanita," sebut Nadia.

Selain kanker serviks, HPV juga dapat memicu kutil kelamin dan berbagai jenis kanker lain seperti kanker anus, penis, hingga kanker mulut dan tenggorokan (orofaring) pada pria.

Kenapa Bukan Sekarang?

Meski urgensinya tinggi, program vaksinasi gratis untuk perempuan usia 20 tahun ke atas baru dijadwalkan terlaksana pada 2027. Kemenkes tampaknya tengah fokus pada tahap awal eliminasi dengan mengamankan cakupan imunisasi HPV pada anak-anak sebelum usia 15 tahun, salah satu dari tiga target utama eliminasi kanker serviks:

  • 90 persen anak perempuan dan laki-laki mendapat vaksin HPV sebelum usia 15 tahun.
  • 75 persen perempuan usia 30–69 tahun menjalani skrining DNA HPV.
  • 90 persen perempuan dengan lesi pra-kanker atau kanker invasif mendapatkan pengobatan yang tepat.

Namun, di tengah tingginya angka kematian dan risiko penularan yang tinggi melalui hubungan seksual, publik mempertanyakan: Kenapa tidak dimulai lebih cepat untuk perempuan dewasa, yang justru berisiko lebih besar?

Cakupan Strategi yang Lebih Luas

Di luar vaksinasi, Kemenkes telah menerapkan strategi komprehensif yang mencakup skrining dan pengobatan dini. Salah satunya melalui program Cek Kesehatan Gratis (CKG), yang juga memfasilitasi deteksi kanker serviks dan kanker payudara.

Meski langkah pemerintah patut diapresiasi, percepatan akses vaksin HPV untuk perempuan dewasa tetap menjadi harapan. Mengingat HPV bisa menyerang siapa saja dan eliminasi kanker serviks hanya mungkin jika proteksi bersifat menyeluruh—maka menunggu hingga 2027 mungkin terasa terlalu lama bagi sebagian kelompok rentan.

Semoga bisa terlaksana lebih cepat, ya.

Baca Juga: Data Dunia, Cakupan Vaksin HPV Meningkat Namun Imunisasi Anak Mandek

(*)

Sumber: Kompas.com
Penulis:
Editor: Arintha Widya