Prediksi Ahli Soal Kemajuan AI di Dunia Kerja, Bagaimana Peran Manusia Diganti?

Arintha Widya - Kamis, 5 Juni 2025
Bagaimana AI menggantikan pekerjaan manusia?
Bagaimana AI menggantikan pekerjaan manusia? Drazen_

Parapuan.co - Pendiri Microsoft dan filantropis dunia, Bill Gates, kembali menjadi pusat perhatian setelah menyatakan bahwa kecerdasan buatan (AI) akan mengambil alih banyak tugas yang saat ini dilakukan manusia dalam kurun waktu sepuluh tahun ke depan. Ia memprediksi bahwa pekerjaan seperti mengajar dan memberikan nasihat medis dapat dijalankan oleh AI secara gratis dan dengan distribusi yang lebih merata.

"Ke depan, manusia tak lagi dibutuhkan untuk sebagian besar hal," ujar Gates dalam wawancara dengan Jimmy Fallon dalam program “The Tonight Show” pada Februari 2025, seperti dikutip CNBC. Menurut Gates, keahlian masih merupakan hal yang langka—termasuk di bidang pengajaran dan medis.

Namun, lanjutnya, "Dengan AI, dalam 10 tahun ke depan, hal itu akan menjadi gratis dan umum, nasihat medis yang hebat, tutor yang hebat." Pernyataan ini selaras dengan pandangannya dalam dialog bersama profesor Harvard, Arthur Brooks, di mana ia menyebutkan bahwa dunia sedang menuju era baru "kecerdasan gratis".

Peran AI diperkirakan akan meluas ke hampir seluruh sektor kehidupan manusia, termasuk dalam pengobatan, analisis medis, hingga sebagai tutor belajar dan asisten digital pribadi. "Ini sangat mendalam, dan bahkan agak menakutkan, karena terjadi begitu cepat dan tak ada batasnya," ucap Gates kepada Brooks.

Masa Depan Tenaga Kerja: Apa yang Masih Diperlukan dari Manusia?

Kendati begitu, tidak semua pihak sependapat bahwa AI akan sepenuhnya menggantikan tenaga kerja manusia. Sebagian kalangan berpendapat bahwa teknologi ini justru dapat meningkatkan efisiensi kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Namun, Mustafa Suleyman, CEO Microsoft AI, menyampaikan peringatan bahwa AI bisa berdampak besar terhadap struktur dunia kerja secara keseluruhan.

"Alat-alat ini hanya akan memperkuat kecerdasan manusia untuk sementara waktu," tulis Suleyman dalam bukunya The Coming Wave (2023). Ia menambahkan bahwa meskipun AI meningkatkan efisiensi dan memicu pertumbuhan ekonomi, pada akhirnya teknologi ini akan menggantikan tenaga kerja secara signifikan.

Meski sadar akan risiko dan potensi negatif AI, Gates tetap memandang masa depan dengan optimisme. Dalam blog pribadinya tahun lalu, ia menyoroti berbagai manfaat yang bisa diberikan AI kepada umat manusia, termasuk dalam penanganan penyakit mematikan, solusi perubahan iklim, serta akses pendidikan berkualitas secara global. Ia mengakui bahwa banyak pekerjaan akan tergantikan, tetapi tidak semua fungsi manusia bisa atau layak dialihkan ke mesin.

Salah satu contohnya adalah pemain olahraga profesional. Gates menyebut bahwa pertandingan bisbol, misalnya, akan tetap dijalankan manusia karena masyarakat lebih menyukai keaslian interaksi manusia.

Baca Juga: Geser SEO, Kini Kamu Bisa Mengoptimalkan Konten untuk AI Lewat GSO

"Akan ada beberapa hal yang kita simpan untuk diri kita sendiri," katanya. Menurutnya, aktivitas yang mengandalkan emosi, koneksi sosial, atau nilai budaya tetap menjadi domain manusia.

"Masih ada hal-hal yang akan tetap kita pertahankan untuk manusia sendiri. Tapi dalam hal membuat barang, memindahkan barang, dan menanam makanan, semua itu akan menjadi masalah yang bisa diselesaikan oleh teknologi," ungkap Gates dalam acara bersama Fallon.

Gates juga mengakui bahwa AI saat ini masih belum sempurna. Ia menyoroti banyaknya kesalahan dan penyebaran informasi yang keliru oleh sistem AI saat ini. Meski begitu, jika diberi kesempatan memulai dari awal, ia memilih membangun bisnis berbasis AI.

"Hari ini, seseorang bisa menggalang dana miliaran dollar AS hanya untuk ide-ide awal soal AI," kata Gates kepada CNBC pada September 2024. "Saya mendorong anak-anak muda di Microsoft, OpenAI, di mana pun saya temui mereka: 'Hei, ini wilayah baru untuk dijelajahi. Kalian melihatnya lebih segar daripada saya, dan itu adalah peluang luar biasa kalian.'"

Prediksi Lama yang Mulai Menjadi Nyata

Prediksi Gates mengenai kemajuan AI sebenarnya bukan hal baru. Dalam diskusi di Universitas Columbia pada tahun 2017 bersama Warren Buffett, ia sudah melihat potensi besar teknologi ini, khususnya setelah laboratorium DeepMind dari Google berhasil menciptakan program komputer yang mampu mengalahkan manusia dalam permainan papan Go.

Kala itu, Gates menantang OpenAI untuk mengembangkan model AI yang bisa meraih skor tertinggi dalam ujian AP Biologi setara SMA. Ia memperkirakan tantangan ini akan memakan waktu dua hingga tiga tahun, tetapi ternyata berhasil diselesaikan hanya dalam beberapa bulan.

Bill Gates pun menganggap pencapaian tersebut sebagai "kemajuan teknologi paling penting sejak antarmuka pengguna grafis pada 1980".

Lantas, sudah siapkah kita digantikan AI atau akan beradaptasi dan memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan ini?

Baca Juga: Lowongan Kerja di Tengah Badai PHK, 10 Strategi agar Kamu Tetap Punya Peluang

(*)

Sumber: CNBC
Penulis:
Editor: Arintha Widya