Taylor Swift Resmi Kembali Kantongi Hak Cipta Lagu, Album Lamanya Meledak di Spotify

Arintha Widya - Rabu, 4 Juni 2025
5 tahun berjuang, Taylor Swift punya hak lagi atas lagu-lagunya
5 tahun berjuang, Taylor Swift punya hak lagi atas lagu-lagunya (Getty Images)

Parapuan.co - Penyanyi perempuan Taylor Swift kembali mencetak sejarah dalam kariernya. Setelah perjuangan panjang selama lima tahun, sang megabintang pop ini akhirnya resmi memiliki hak penuh atas enam album pertamanya yang sebelumnya dirilis di bawah label Big Machine Records.

Kabar ini diumumkan Taylor Swift pada Jumat (30/5/2025), dan langsung berdampak signifikan pada performa album-album lamanya di platform streaming Spotify. Menurut data yang dibagikan Spotify yang dikutip dari The Hollywood Reporter, jumlah streaming album lama Taylor Swift meningkat drastis hanya dalam satu hari setelah pengumuman.

Album Speak Now mengalami lonjakan paling tajam, yakni naik sebesar 430 persen. Album debut self-titled Taylor Swift menyusul dengan kenaikan streaming sebesar 220 persen, dan Reputation naik 175 persen. Album lainnya seperti Fearless, Red, dan 1989 masing-masing naik sebesar 160 persen, 150 persen, dan 110 persen.

Secara keseluruhan, jumlah streaming musik Swift di Spotify melonjak 40 persen pada hari itu. Taylor Swift saat ini adalah salah satu artis dengan pendengar bulanan terbanyak di Spotify, yakni lebih dari 82 juta orang.

Akhir dari Konflik Panjang Hak Cipta

Kenaikan drastis ini terjadi setelah Taylor Swift mengumumkan bahwa dirinya telah membeli kembali master rekaman untuk enam album awalnya dari perusahaan investasi Shamrock Capital. Sebelumnya, master tersebut dimiliki oleh Scooter Braun yang pada 2019 membeli label Big Machine, dan secara otomatis memiliki hak atas musik Taylor Swift.

Penyanyi kelahiran 1989 ini mengecam keras akuisisi itu, menyebutnya sebagai “skenario terburuk” baginya. Dalam pernyataannya saat itu, Taylor Swift menulis, "Aku mengalami bullying manipulatif yang terus-menerus selama bertahun-tahun."

Setahun kemudian, Braun menjual hak atas master Swift ke Shamrock Capital, dan pada Mei 2025, Taylor akhirnya membeli kembali katalog musiknya dari perusahaan tersebut.

Kegembiraannya pun tak bisa ditutupi. Dalam pernyataan yang dibagikannya, Swift menulis: "Aku terus menerus menangis bahagia sejak mengetahui bahwa ini benar-benar terjadi. Aku akhirnya bisa mengatakan kata-kata ini, 'Semua musik yang pernah kubuat… sekarang… adalah milikku'."

Baca Juga: Taylor Swift Jadi Ikon Socioeconomic Global Usai Konsernya Tingkatkan Ekonomi Dunia

 

Reaksi Penggemar dan Masa Depan “Taylor’s Version”

Sebelum bisa membeli kembali hak ciptanya, Taylor Swift mengambil langkah strategis dengan merekam ulang empat dari enam album Big Machine dan merilisnya dalam versi Taylor’s Version. Album-album versi baru ini sukses besar, meraih angka penjualan dan streaming tinggi, serta mendapat dukungan penuh dari para penggemar yang ingin mendukung hak cipta Taylor Swift atas musiknya sendiri.

Namun, dua albumnya, yaitu Taylor Swift (2006) dan Reputation (2017) – belum memiliki versi Taylor’s Version. Menariknya, justru dua album inilah yang mengalami lonjakan streaming tertinggi setelah Taylor Swift resmi memiliki kembali katalog aslinya. Hal ini menimbulkan pertanyaan baru, apakah pelantun Me! ini masih akan merilis versi rekaman ulang dari dua album tersebut?

Dalam pengumumannya, Taylor mengungkapkan bahwa ia telah menyelesaikan proses rekaman ulang untuk album debutnya, namun baru merekam kurang dari seperempat dari Reputation.

"Kedua album itu masih bisa punya momen untuk muncul kembali di saat yang tepat, jika kalian akan antusias menyambutnya. Tapi jika itu terjadi, bukan lagi dari tempat yang penuh kesedihan atau kerinduan atas apa yang seharusnya kumiliki. Sekarang, itu akan menjadi perayaan," ungkapnya.

Momentum Baru Bagi Musisi

Perjalanan Taylor Swift ini menjadi contoh besar dalam perjuangan hak cipta di industri musik. Kepemilikan master rekaman adalah isu penting yang selama ini kerap dikuasai oleh label rekaman, bukan artisnya. Ia membuktikan bahwa dengan strategi cerdas, dukungan penggemar, dan tekad kuat, seorang musisi bisa merebut kembali kendali atas karya seni mereka sendiri.

Kini, dengan seluruh musik lamanya kembali dalam genggamannya, Swift membuka babak baru. Bukan hanya bagi dirinya sendiri, tetapi juga untuk artis-artis lain yang tengah memperjuangkan hak atas karya mereka.

Dan bagi para penggemarnya, Swifties, ini adalah momen yang layak dirayakan, baik dengan mendengarkan ulang lagu-lagu lama, maupun menantikan kejutan baru dari sang penyanyi. Selamat Taylor Swift!

Baca Juga: Spotify Hadirkan 'This Is Taylor Swift: A Spotify Playlist Experience' di Jakarta

(*)

Sumber: The Hollywood Reporter
Penulis:
Editor: Arintha Widya