Peningkatan Kasus Covid-19 di Asia Tenggara, Bagaimana di Indonesia?

Arintha Widya - Senin, 2 Juni 2025
Ilustrasi Covid-19
Ilustrasi Covid-19 koto_feja

Parapuan.co - Asia Tenggara kembali menghadapi peningkatan jumlah kasus Covid-19 sejak awal Mei 2025. Negara-negara seperti Thailand, Singapura, dan Malaysia melaporkan lonjakan kasus baru yang signifikan, diduga akibat penyebaran varian baru virus corona, seperti JN.1 dan XEC.

Fenomena ini menimbulkan kekhawatiran baru, terutama menjelang musim liburan dan aktivitas masyarakat yang meningkat. Bahkan, lonjakan kasus Covid yang terbilang mendadak ini membuat Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mengeluarkan imbauan resmi ke fasilitas kesehatan.

Bagaimana peningkatan kasus Covid-19 yang terjadi di Asia Tenggara dan apa yang bisa kita lakukan untuk melindungi diri dan keluarga? Simak informasi yang dirangkum dari Kompas.com di bawah ini!

Rumah Sakit Kembali Padat di Thailand

Di Thailand, jumlah kasus Covid-19 meningkat drastis selama pekan 4–10 Mei 2025. Data dari Kementerian Kesehatan Thailand mencatat lebih dari 16.600 kasus baru, dengan enam kematian akibat infeksi virus corona.

Rumah sakit mulai menerima lebih banyak pasien dengan gejala berat, meski sebagian besar kasus tetap diklasifikasikan sebagai ringan hingga sedang. Pihak berwenang mengimbau warga untuk kembali mengenakan masker di tempat umum dan menjaga jarak sosial.

Kasus Mingguan Meningkat Tajam di Singapura

Sementara itu di Singapura, Kementerian Kesehatan melaporkan bahwa kasus mingguan Covid-19 naik dari 11.100 menjadi 14.200 kasus dalam periode 27 April hingga 3 Mei 2025.

Pemerintah setempat belum memberlakukan pembatasan ketat, namun menganjurkan vaksinasi booster bagi kelompok rentan dan lansia. Pusat kesehatan di wilayah ini juga mulai meningkatkan kesiapan untuk menghadapi kemungkinan lonjakan lebih besar.

Baca Juga: Daftar Penyakit yang Bisa Diperiksa Lewat Program Cek Kesehatan Gratis

Malaysia Mulai Tingkatkan Kewaspadaan

Di Malaysia, data resmi menunjukkan 11.727 kasus terkonfirmasi sejak awal 2025 hingga pertengahan Mei. Jumlah ini mungkin terbilang kecil dibandingkan masa puncak pandemi, namun, tetap menunjukkan tren kenaikan dibandingkan awal tahun.

Otoritas kesehatan Malaysia terus memantau penyebaran varian baru serta dampaknya terhadap efektivitas vaksin yang sudah diberikan.

Bagaimana dengan Indonesia?

Meskipun negara tetangga mengalami lonjakan, kondisi di Indonesia terpantau relatif stabil. Menurut data dari Kementerian Kesehatan RI, jumlah kasus positif Covid-19 justru menurun dari 28 kasus pada minggu ke-19 menjadi hanya 3 kasus pada minggu ke-20. Angka positivity rate nasional tercatat sebesar 0,59%, yang menunjukkan bahwa tingkat penularan masih terkendali.

Namun demikian, Kemenkes tetap menerbitkan surat edaran peringatan pada 23 Mei 2025, meminta masyarakat untuk waspada terhadap lonjakan di negara tetangga. Pengawasan di pintu-pintu masuk negara, seperti bandara internasional dan pelabuhan laut, juga ditingkatkan.

Penyebab Lonjakan: Varian Baru dan Perilaku Masyarakat

Pakar epidemiologi menduga bahwa lonjakan kasus disebabkan oleh varian virus corona JN.1 dan XEC, yang memiliki tingkat penularan tinggi. Selain itu, relaksasi protokol kesehatan di banyak negara juga menjadi faktor pendukung penyebaran virus.

Masyarakat yang mulai abai terhadap penggunaan masker, cuci tangan, dan jaga jarak, menciptakan kondisi yang ideal untuk penyebaran virus.

Baca Juga: Sinopsis Series At The Moment, 10 Kisah Cinta Berlatar Masa Pandemi

Respons dan Langkah Pencegahan

Kementerian Kesehatan RI mengimbau masyarakat untuk kembali menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Beberapa langkah pencegahan yang dianjurkan antara lain:

  • Rutin mencuci tangan dengan sabun atau hand sanitizer.
  • Menggunakan masker saat berada di tempat umum.
  • Menjaga jarak fisik.
  • Menjaga imunitas tubuh dengan istirahat cukup, makanan bergizi, dan konsumsi vitamin.

Meski Indonesia belum mengalami lonjakan seperti negara-negara tetangga, kesiapsiagaan tetap menjadi kunci. Pemerintah diharapkan terus memantau perkembangan global dan regional serta memperkuat sistem deteksi dini.

Penelitian terhadap efektivitas vaksin terhadap varian baru juga menjadi hal yang krusial untuk mengantisipasi gelombang baru pandemi.

Kenaikan kasus Covid-19 di Asia Tenggara mengingatkan kita bahwa pandemi belum sepenuhnya usai.

Masyarakat perlu tetap waspada dan disiplin menjaga protokol kesehatan, sementara pemerintah terus memperkuat kebijakan pencegahan dan penanganan.

(*)

Sumber: Kompas.com
Penulis:
Editor: Arintha Widya