3. Kehamilan: Perubahan hormon selama kehamilan memengaruhi komposisi bakteri di saluran kemih. Selain itu, tekanan rahim pada kandung kemih membuat urine tidak sepenuhnya keluar, memberi peluang bakteri berkembang.
4. Menopause: Turunnya hormon estrogen menyebabkan jaringan vagina dan uretra menjadi lebih tipis dan kering, sehingga lebih mudah teriritasi dan terinfeksi.
5. Diabetes: Gula darah tinggi dapat menurunkan daya tahan tubuh dan memengaruhi kemampuan kandung kemih mengosongkan diri sepenuhnya.
6. Penggunaan kateter: Perempuan yang memakai kateter (selang untuk mengeluarkan urin) lebih berisiko mengalami infeksi karena alat ini bisa menjadi jalur masuk bakteri.
Gejala Infeksi Saluran Kemih
Gejala umum ISK pada perempuan meliputi:
- Rasa sakit atau terbakar saat buang air kecil.
- Sering ingin buang air kecil, tapi hanya sedikit yang keluar.
- Tekanan atau nyeri di bagian bawah perut.
- Urin berbau tajam atau terlihat keruh.
- Kadang muncul darah dalam urin.
- Demam (bila infeksi sudah menjalar ke ginjal).
Bisa Dicegah, Meski Tidak Sepenuhnya
Meski perempuan lebih berisiko, ISK bisa dicegah dengan beberapa cara sederhana:
- Selalu membersihkan area kewanitaan dari depan ke belakang setelah buang air.
- Buang air kecil sebelum dan sesudah berhubungan intim.
- Minum cukup air agar bakteri lebih cepat terbuang.
- Hindari pakaian dalam yang terlalu ketat dan berbahan sintetis.
- Jangan menahan buang air kecil terlalu lama.
- Hindari penggunaan sabun atau semprotan kewanitaan yang bisa mengiritasi.
ISK memang lebih sering dialami perempuan karena faktor anatomi dan hormon, namun bukan berarti tidak bisa dicegah.
Dengan menjaga kebersihan, memilih alat kontrasepsi yang tepat, serta memperhatikan gejala sejak dini, perempuan dapat mengurangi risiko infeksi ini.
Jika ISK terjadi berulang, konsultasikan ke dokter untuk penanganan lebih lanjut.
Baca Juga: Bukan Ancaman Baru, Dokter Ungkap Fakta dan Cara Mencegah Infeksi HMPV
(*)