Kawan Puan langsung menyentuh ponsel segera setelah bangun tidur? Jika iya, nasihat Jay Shetty ini penting untuk kamu perhatikan. "Kamu tidak akan pernah bangun tidur dan langsung membiarkan 100 orang masuk ke kamarmu sebelum mandi, sikat gigi, dan berdandan," kata Shetty.
"Tapi saat kamu melihat ponsel pertama kali di pagi hari, kamu membiarkan 100 orang masuk ke pikiranmu. Bosmu bilang, 'Kamu terlambat'. Ibumu bertanya, 'Kapan kamu nikah?' Berita memberi tahu bencana terbaru. Berikan otakmu 10 menit untuk bangun," imbuhnya.
Langkah pertama untuk mengubah kebiasaan ini adalah dengan membiarkan ponsel tetap diam selama 10–30 menit pertama setelah bangun tidur. Gunakan waktu tersebut untuk menyapa diri sendiri, bersyukur, berdoa, atau sekadar menarik napas dalam-dalam.
Mengapa ini penting? Karena saat kita membuka ponsel, otak langsung dirangsang oleh dopamin, hormon yang memberikan rasa senang dan membuat kita ketagihan. Jika ini terjadi terus-menerus, sistem penghargaan di otak bisa tumpul. Akibatnya, kita jadi mudah terdistraksi, sulit fokus, dan rentan mengalami kecemasan.
3. Gunakan Ponsel Darurat Tanpa Aplikasi
Bagi sebagian orang, seperti orang tua dengan anak kecil atau individu yang merawat lansia, menghindari ponsel sepenuhnya bukanlah pilihan. Namun, Shetty punya solusi cerdas, yakni gunakan ponsel darurat yang tidak memiliki aplikasi atau akses ke media sosial. "Tidak ada suara bising. Tidak ada hal negatif. Coba saja selama tujuh hari, dan kamu akan merasa jauh lebih baik di pagi hari," ungkapnya.
Ponsel ini bisa berupa perangkat lawas atau hanya memiliki fungsi dasar untuk menerima panggilan dan pesan penting. Dengan begitu, jika ada keadaan darurat, kamu tetap bisa dihubungi, tanpa tergoda oleh notifikasi yang tidak penting.
Solusi ini sangat ideal untuk orang yang ingin hadir secara mental dan emosional, tetapi masih ingin tetap terhubung dengan orang-orang tercinta jika terjadi sesuatu yang mendesak.
Selain trik-trik teknis, Shetty menekankan pentingnya membangun rutinitas yang sadar. Mulai dari meditasi singkat, membaca buku, menulis jurnal, hingga berjalan-jalan tanpa ponsel. Semua ini bisa membantu otak kita terbiasa menemukan kepuasan dalam kegiatan nyata, bukan hanya dalam bentuk like atau notifikasi.
Baca Juga: 4 Tempat Terlarang untuk Screen Time bagi Anak dan Alasannya Menurut Ahli
(*)