Trik Mengurangi Screen Time pada Orang Dewasa, Kuncinya Konsistensi

Arintha Widya - Kamis, 22 Mei 2025
Begini orang dewasa mengurangi screen time yang mulai mengganggu keseharian.
Begini orang dewasa mengurangi screen time yang mulai mengganggu keseharian. Freepik

Parapuan.co - Dalam keseharian modern, ponsel bukan sekadar alat komunikasi, melainkan sudah menjadi “penghuni tetap” dalam hidup banyak orang. Bahkan tanpa sadar, kita bisa menghabiskan berjam-jam hanya untuk mengecek notifikasi, menjelajah media sosial, atau sekadar scrolling tanpa arah.

Waktu layar (screen time) yang berlebihan tidak hanya membuang waktu, tetapi juga bisa berdampak negatif pada kesehatan mental, emosional, dan bahkan fisik. Maka itu, bukan hanya anak-anak, orang dewasa juga mesti membatasi screen time.

Jay Shetty, seorang penulis buku laris versi New York Times, pembicara ternama, sekaligus pembawa acara podcast On Purpose, mengangkat isu ini dengan pendekatan yang menarik. Ia percaya bahwa kunci dari hidup yang lebih bermakna dimulai dari kesadaran, dan itu termasuk kesadaran terhadap penggunaan ponsel.

Menurut Jay Shetty, berikut beberapa trik sederhana untuk membantu orang dewasa mengurangi screen time dan menjalani hari dengan lebih damai dan fokus seperti melansir Real Simple!

1. Perlakukan Ponsel Seperti Telepon Rumah

Saran utama dari Shetty terdengar sederhana, namun sangat berdampak, yaitut perlakukan ponsel seperti telepon rumah. Dalam sebuah wawancara dengan People Magazine dan Dotdash Meredith, Shetty menjelaskan, "Saya menemukan bahwa kalau kamu duduk sambil memegang ponsel, itu masalah. Kita bisa memperlakukan ponsel seperti telepon rumah kalau kita sedikit lebih disiplin."

Artinya, jangan selalu membawa ponsel ke mana-mana. Shetty sendiri meletakkan ponselnya di meja di ruangan lain saat sedang bekerja. Dengan begini, dia harus bangkit dari tempat duduknya jika ingin mengaksesnya, sehingga keinginan untuk scrolling tanpa tujuan menjadi jauh berkurang.

Kebiasaan ini juga membantu kita untuk memisahkan waktu kerja dan waktu istirahat secara mental. Kita jadi lebih fokus pada pekerjaan, percakapan, atau aktivitas yang sedang dijalani tanpa terganggu oleh notifikasi yang tak henti-henti.

2. Jangan Sentuh Ponsel Saat Bangun Tidur

Baca Juga: Penyebab Susah Berhenti Scrolling Medsos dan Cara agar Tidak Kecanduan

Kawan Puan langsung menyentuh ponsel segera setelah bangun tidur? Jika iya, nasihat Jay Shetty ini penting untuk kamu perhatikan. "Kamu tidak akan pernah bangun tidur dan langsung membiarkan 100 orang masuk ke kamarmu sebelum mandi, sikat gigi, dan berdandan," kata Shetty.

"Tapi saat kamu melihat ponsel pertama kali di pagi hari, kamu membiarkan 100 orang masuk ke pikiranmu. Bosmu bilang, 'Kamu terlambat'. Ibumu bertanya, 'Kapan kamu nikah?' Berita memberi tahu bencana terbaru. Berikan otakmu 10 menit untuk bangun," imbuhnya.

Langkah pertama untuk mengubah kebiasaan ini adalah dengan membiarkan ponsel tetap diam selama 10–30 menit pertama setelah bangun tidur. Gunakan waktu tersebut untuk menyapa diri sendiri, bersyukur, berdoa, atau sekadar menarik napas dalam-dalam.

Mengapa ini penting? Karena saat kita membuka ponsel, otak langsung dirangsang oleh dopamin, hormon yang memberikan rasa senang dan membuat kita ketagihan. Jika ini terjadi terus-menerus, sistem penghargaan di otak bisa tumpul. Akibatnya, kita jadi mudah terdistraksi, sulit fokus, dan rentan mengalami kecemasan.

3. Gunakan Ponsel Darurat Tanpa Aplikasi

Bagi sebagian orang, seperti orang tua dengan anak kecil atau individu yang merawat lansia, menghindari ponsel sepenuhnya bukanlah pilihan. Namun, Shetty punya solusi cerdas, yakni gunakan ponsel darurat yang tidak memiliki aplikasi atau akses ke media sosial. "Tidak ada suara bising. Tidak ada hal negatif. Coba saja selama tujuh hari, dan kamu akan merasa jauh lebih baik di pagi hari," ungkapnya.

Ponsel ini bisa berupa perangkat lawas atau hanya memiliki fungsi dasar untuk menerima panggilan dan pesan penting. Dengan begitu, jika ada keadaan darurat, kamu tetap bisa dihubungi, tanpa tergoda oleh notifikasi yang tidak penting.

Solusi ini sangat ideal untuk orang yang ingin hadir secara mental dan emosional, tetapi masih ingin tetap terhubung dengan orang-orang tercinta jika terjadi sesuatu yang mendesak.

Selain trik-trik teknis, Shetty menekankan pentingnya membangun rutinitas yang sadar. Mulai dari meditasi singkat, membaca buku, menulis jurnal, hingga berjalan-jalan tanpa ponsel. Semua ini bisa membantu otak kita terbiasa menemukan kepuasan dalam kegiatan nyata, bukan hanya dalam bentuk like atau notifikasi.

Baca Juga: 4 Tempat Terlarang untuk Screen Time bagi Anak dan Alasannya Menurut Ahli

(*)

Sumber: Real Simple
Penulis:
Editor: Arintha Widya