Ketakutan Finansial Perempuan di Usia 40an Menurut Perencana Keuangan

Arintha Widya - Rabu, 21 Mei 2025
Ketakutan finansial perempuan di usia 40-an.
Ketakutan finansial perempuan di usia 40-an. Freepik

Parapuan.co - Memasuki usia 40-an seharusnya menjadi masa ketika seseorang mulai merasa stabil secara emosional dan finansial. Namun, bagi banyak perempuan, fase ini justru menjadi titik penuh kekhawatiran.

Menurut data Financial Health Network tahun 2023, sebanyak 67 persen perempuan berusia di atas 40 tahun merasa tidak aman secara finansial. Fenomena ini bukan sekadar soal kurangnya uang, melainkan tentang tekanan sosial, tanggung jawab keluarga, dan ketimpangan gender yang masih terjadi hingga hari ini.

Perencana keuangan Rista Zwestika mengungkap kenyataan tersebut, dan menjelaskan mengenai berbagai ketakutan finansial yang dirasakan perempuan di usia 40-an. Berikut uraiannya dikutip PARAPUAN dari Instagram Rista Zwestika!

Beban Ganda dan Realita Tak Terhindarkan

Perempuan di usia 40-an terjebak dalam peran ganda yang berat: menjadi pencari nafkah, pengasuh anak, sekaligus perawat bagi orang tua yang menua. Global Gender Gap Report 2023 mencatat bahwa 45 persen perempuan usia 40-50 tahun menjadi tulang punggung keluarga, namun mereka masih menghadapi gender pay gap sebesar 20 persen dibandingkan rekan pria.

Di balik kesibukan merawat semua orang, banyak perempuan lupa merawat diri sendiri. Situasi ini mengarah pada berbagai ketakutan finansial yang kerap disimpan rapat-rapat, bahkan oleh perempuan yang tampak "mapan" di permukaan.

Tabungan Pensiun yang Terlalu Sedikit

Salah satu ketakutan terbesar adalah tidak cukupnya tabungan pensiun. Perempuan rata-rata memiliki 30 persen lebih sedikit dana pensiun dibanding pria. Hal ini terjadi karena banyak dari mereka mengambil cuti panjang, bahkan mengundurkan diri dari pekerjaan, untuk mengurus anak atau orang tua. Karier yang tidak linier membuat penghasilan mereka pun tidak optimal.

"Hanya 28 persen perempuan usia 45+ yang merasa yakin dengan tabungan pensiunnya. Bahkan yang sering kita lihat mapan pun, sering menyimpan ketakutan seperti ini dalam diam," ujar perencana keuangan Rista Zwestika.

Baca Juga: Kelelahan Bisa Berdampak pada Keuangan Perempuan, Ini 3 Tips Mengatasinya

Lonjakan Biaya Kesehatan yang Tidak Terkendali

Ketakutan berikutnya muncul dari biaya kesehatan yang terus meningkat. Perempuan usia 45 ke atas cenderung menghabiskan biaya dua kali lipat lebih banyak untuk pengobatan, baik untuk penyakit kronis seperti diabetes atau kanker, maupun untuk kesehatan mental seperti kecemasan dan insomnia.

"Sering kali perempuan menahan diri untuk mengeluh karena khawatir keluarga akan lebih terbebani. Apa lagi kalau sumber pendapatan sebagian besar dari suami. Yang akan selalu didahulukan adalah kebutuhan anak, lalu orang tua, dan yang terakhir adalah diri sendiri," papar Rista lagi.

Diskriminasi Usia dan Gender dalam Dunia Kerja

Meski perempuan terus membuktikan kompetensinya, diskriminasi di dunia kerja tetap menjadi hambatan besar. Sebanyak 47 persen perempuan usia 45+ mengaku terhambat dalam karier karena faktor usia dan gender.

Mereka cenderung lebih sulit mendapatkan peluang baru, jarang dipertimbangkan untuk promosi, dan memiliki risiko lebih tinggi terkena PHK dibandingkan pria seusia mereka.

"Di usia ini, banyak perempuan dianggap kurang kompeten. Seolah perempuan akan terlalu sibuk mengurus urusan rumah tangga dan anak-anak yang tumbuh dewasa, sehingga sulit perform di tempat kerja," jelas Rista.

Kecemasan yang Tak Terucap

Selain tantangan eksternal, banyak perempuan menyimpan kecemasan batin yang jarang dibicarakan. Mereka merasa bersalah karena belum cukup siap secara finansial, merasa sudah terlalu tua untuk memulai sesuatu yang baru, dan cenderung membandingkan diri dengan teman sebaya yang tampak lebih stabil.

Baca Juga: Bagaimana Mengakhiri Tradisi Bagi-Bagi Angpao Lebaran yang Memberatkan Keuangan Perempuan?

Ketika ingin berubah, mereka sering kali tidak tahu harus mulai dari mana, dan tidak semua orang memiliki akses terhadap bantuan profesional yang memahami kebutuhan mereka secara utuh.

Langkah Kecil untuk Ketahanan Finansial

Untuk keluar dari lingkaran kecemasan ini, perempuan perlu mengambil langkah konkret. Berikut langkah konkret yang bisa perempuan ambil menurut Rista Zwestika:

1. Melakukan financial check-up secara menyeluruh, mengevaluasi tabungan, utang, pengeluaran, dan investasi.

2. Diversifikasi sumber pendapatan juga penting, baik melalui bisnis kecil, pekerjaan freelance, atau hobi yang bisa menghasilkan uang.

3. Proteksi diri lewat asuransi kesehatan dan penyakit kritis harus dimiliki agar aset tidak terkuras saat kondisi darurat.

4. Konsultasi dengan perencana keuangan yang memahami konteks kehidupan perempuan.

"Setelah menjalani kehidupan hingga usia 40-an, yang dibutuhkan perempuan bukan lagi kerja keras semata, tapi waktu yang lebih banyak untuk menjadikan diri sendiri sebagai prioritas. Serius memperbaiki keuangan pribadi, punya tabungan sendiri, dan menyiapkan rencana hari tua, dan mencapai satu persatu mimpi yang tersembunyi," tutup Rista.

Perempuan di usia 40-an tidak sendirian dalam kekhawatiran mereka. Yang terpenting adalah menyadari bahwa belum terlambat untuk memulai, dan bahwa keberanian untuk bertumbuh—sekalipun perlahan—adalah bentuk cinta pada diri sendiri yang paling nyata.

Baca Juga: 5 Cara Mengatasi Tantangan Keuangan Perempuan Demi Wujudkan Financial Freedom

(*)

Sumber: Instagram
Penulis:
Editor: Arintha Widya