Baca Juga: Ada Riwayat Keluarga, Ini Saran Ahli agar Perempuan dan Anak Terlindung dari Risiko Stroke
Salah satu bentuk stroke trombosis adalah infark lakunar, yaitu stroke yang terjadi di pembuluh darah kecil otak, sering dialami oleh penderita diabetes atau hipertensi.
b. Stroke Embolik (Embolic Stroke)
Jenis ini terjadi ketika gumpalan darah terbentuk di bagian tubuh lain, seperti jantung, lalu terbawa aliran darah dan menyumbat pembuluh darah otak. Stroke embolik sering terjadi secara tiba-tiba tanpa peringatan; disebabkan oleh penyakit jantung atau setelah operasi jantung.
Sekitar 15% kasus stroke embolik terjadi pada orang dengan fibrilasi atrium, yaitu gangguan irama jantung.
2. Stroke Hemoragik (Hemorrhagic Stroke)
Stroke hemoragik terjadi ketika pembuluh darah di otak pecah dan menyebabkan perdarahan. Akibatnya, aliran darah terhenti, dan tekanan dari darah yang bocor dapat merusak jaringan otak. Jenis stroke ini mencakup sekitar 13% dari seluruh kasus stroke, dan dibagi menjadi dua jenis:
a. Perdarahan Intracerebral (Intracerebral Hemorrhage)
- Terjadi akibat pecahnya pembuluh darah di dalam jaringan otak.
- Penyebab paling umum adalah tekanan darah tinggi.
- Biasanya terjadi secara mendadak dan cepat, tanpa gejala peringatan.
- Bisa menyebabkan koma atau kematian jika perdarahannya parah.
b. Perdarahan Subarachnoid (Subarachnoid Hemorrhage)
- Terjadi di ruang antara otak dan selaput pelindung otak (meninges).
- Sering disebabkan oleh aneurisma (pelebaran dinding arteri yang lemah) atau malformasi arteri vena (AVM).
- Dapat juga disebabkan oleh cedera kepala.
- Aneurisma bisa bersifat bawaan (dari lahir) atau berkembang akibat hipertensi dan aterosklerosis.
- AVM adalah kelainan bawaan berupa jaringan pembuluh darah yang tidak normal dan saling terjerat.
Risiko Stroke Berulang
Sekitar 1 dari 4 orang yang pernah mengalami stroke akan mengalami stroke berulang dalam waktu 5 tahun. Risiko tertinggi terjadi segera setelah stroke pertama dan akan menurun seiring waktu.
Namun, setiap stroke tambahan meningkatkan kemungkinan cacat berat atau kematian:
- Sekitar 3% penderita mengalami stroke kedua dalam waktu 30 hari.
- Sekitar sepertiga mengalami stroke kedua dalam waktu 2 tahun.
Dengan memahami jenis-jenis stroke dan penyebabnya, diharapkan masyarakat lebih waspada dan dapat melakukan pencegahan sejak dini, terutama dengan menjaga tekanan darah, kadar kolesterol, dan pola hidup sehat.
Baca Juga: Stroke pada Perempuan Bisa Dicegah dengan Melakukan 5 Cara Ini
(*)