Suami Najwa Shihab Meninggal Dunia karena Stroke, Kenali 2 Pemicu Utamanya

Arintha Widya - Rabu, 21 Mei 2025
Pemicu stroke seperti yang dialami suami Najwa Shihab, Ibrahim Assegaf
Pemicu stroke seperti yang dialami suami Najwa Shihab, Ibrahim Assegaf

Parapuan.co - Suami Najwa Shihab, Ibrahim Sjarief Assegaf meninggal dunia pada Selasa (20/5/2025) kemarin. Kabar duka ini dapat menjadi pengingat pada kita bahwa stroke bisa dialami siapa saja tanpa aba-aba. Stroke yang dialami suami Najwa Shihab sendiri dipicu oleh pendarahan di otak.

Selain pendarahan di otak, stroke dapat dipicu penyebab lainnya. Apa saja pemicu utama stroke yang berakibat fatal? Simak penjelasan mengenai dua pemicu utama stroke sebagaimana dirangkum dari Hopkins Medicine di bawah ini!

Dua Tipe Utama Stroke dan Penjelasannya

Stroke merupakan kondisi serius yang terjadi ketika pasokan darah ke otak terganggu, baik karena sumbatan maupun perdarahan. Secara umum, stroke dibagi menjadi dua tipe utama, yaitu stroke iskemik dan stroke hemoragik.

1. Stroke Iskemik (Ischemic Stroke)

Stroke iskemik adalah jenis stroke yang paling umum, terjadi pada sekitar 87% kasus stroke. Stroke ini disebabkan oleh sumbatan pada pembuluh darah yang mengalirkan darah ke otak, sehingga bagian otak yang terdampak tidak mendapatkan oksigen dan nutrisi. Sel-sel otak mulai mati dalam hitungan menit.

Stroke iskemik terbagi lagi menjadi dua jenis:

a. Stroke Trombosis (Thrombotic Stroke)

Terjadi ketika terbentuk gumpalan darah (trombus) di pembuluh darah otak itu sendiri, biasanya karena penumpukan lemak (aterosklerosis). Stroke ini sering terjadi pada orang lanjut usia, terutama yang memiliki kolesterol tinggi, diabetes, atau tekanan darah tinggi.

Gejala bisa muncul tiba-tiba, terutama saat tidur atau pagi hari. Bisa juga berkembang secara bertahap selama beberapa jam atau hari. Gejalanya sering didahului oleh TIA (Transient Ischemic Attack) atau "stroke ringan", yang menjadi peringatan dini akan kemungkinan stroke yang lebih serius.

Baca Juga: Ada Riwayat Keluarga, Ini Saran Ahli agar Perempuan dan Anak Terlindung dari Risiko Stroke

Salah satu bentuk stroke trombosis adalah infark lakunar, yaitu stroke yang terjadi di pembuluh darah kecil otak, sering dialami oleh penderita diabetes atau hipertensi.

b. Stroke Embolik (Embolic Stroke)

Jenis ini terjadi ketika gumpalan darah terbentuk di bagian tubuh lain, seperti jantung, lalu terbawa aliran darah dan menyumbat pembuluh darah otak. Stroke embolik sering terjadi secara tiba-tiba tanpa peringatan; disebabkan oleh penyakit jantung atau setelah operasi jantung.

Sekitar 15% kasus stroke embolik terjadi pada orang dengan fibrilasi atrium, yaitu gangguan irama jantung.

2. Stroke Hemoragik (Hemorrhagic Stroke)

Stroke hemoragik terjadi ketika pembuluh darah di otak pecah dan menyebabkan perdarahan. Akibatnya, aliran darah terhenti, dan tekanan dari darah yang bocor dapat merusak jaringan otak. Jenis stroke ini mencakup sekitar 13% dari seluruh kasus stroke, dan dibagi menjadi dua jenis:

a. Perdarahan Intracerebral (Intracerebral Hemorrhage)

  • Terjadi akibat pecahnya pembuluh darah di dalam jaringan otak.
  • Penyebab paling umum adalah tekanan darah tinggi.
  • Biasanya terjadi secara mendadak dan cepat, tanpa gejala peringatan.
  • Bisa menyebabkan koma atau kematian jika perdarahannya parah.

b. Perdarahan Subarachnoid (Subarachnoid Hemorrhage)

  • Terjadi di ruang antara otak dan selaput pelindung otak (meninges).
  • Sering disebabkan oleh aneurisma (pelebaran dinding arteri yang lemah) atau malformasi arteri vena (AVM).
  • Dapat juga disebabkan oleh cedera kepala.
  • Aneurisma bisa bersifat bawaan (dari lahir) atau berkembang akibat hipertensi dan aterosklerosis.
  • AVM adalah kelainan bawaan berupa jaringan pembuluh darah yang tidak normal dan saling terjerat.

Risiko Stroke Berulang

Sekitar 1 dari 4 orang yang pernah mengalami stroke akan mengalami stroke berulang dalam waktu 5 tahun. Risiko tertinggi terjadi segera setelah stroke pertama dan akan menurun seiring waktu.

Namun, setiap stroke tambahan meningkatkan kemungkinan cacat berat atau kematian:

  • Sekitar 3% penderita mengalami stroke kedua dalam waktu 30 hari.
  • Sekitar sepertiga mengalami stroke kedua dalam waktu 2 tahun.

Dengan memahami jenis-jenis stroke dan penyebabnya, diharapkan masyarakat lebih waspada dan dapat melakukan pencegahan sejak dini, terutama dengan menjaga tekanan darah, kadar kolesterol, dan pola hidup sehat.

Baca Juga: Stroke pada Perempuan Bisa Dicegah dengan Melakukan 5 Cara Ini

(*)