Pakar Bagikan 5 Cara Perempuan dalam Menghadapi Mertua Red Flag

Saras Bening Sumunar - Senin, 19 Mei 2025
Cara menghadapi mertua red flag.
Cara menghadapi mertua red flag. Motortion

Parapuan.co - Menikah bukan hanya tentang menyatukan dua hati, tetapi juga dua keluarga yang memiliki nilai, kebiasaan, dan dinamika berbeda. Salah satu tantangan terbesar yang sering kali muncul dalam pernikahan adalah bagaimana membangun hubungan sehat dengan mertua.

Bagi sebagian orang, keberadaan mertua bisa menjadi sumber kekuatan, tempat belajar, bahkan sosok pengganti orang tua. Sayangnya, tidak sedikit juga yang harus berhadapan dengan golongan mertua red flag. 

Biasanya, mertua red flag menunjukkan perilaku atau sikap yang bermasalah hingga mengganggu keharmonisan hubungan suami istri. Mertua red flag bisa hadir dalam berbagai bentuk, mulai dari terlalu ikut campur dalam urusan rumah tangga, suka memanipulasi pasangan atau cucu, hingga menyepelekan keberadaanmu sebagai menantu.

Situasi seperti ini tidak hanya menimbulkan stres, tetapi juga bisa menimbulkan konflik yang meretakkan hubungan suami istri jika tidak ditangani dengan bijak.

Dalam kondisi seperti ini, sangat penting untuk memiliki strategi yang tepat agar hubungan keluarga tetap sehat, batasan tetap terjaga, dan keharmonisan rumah tangga tetap terlindungi. Merangkum dari laman Best Lifeberikut cara menghadapi mertua red flag dengan empati dan ketegasan yang terukur. 

1. Tetapkan Batasan yang Jelas

Becca Reed, LCSW, seorang terapis kesehatan mental dan trauma menjelaskan bahwa sangat penting bagimu untuk membuat batasan tegas terhadap perilaku mertua yang mengganggu. Menurutnya, "Jelaskan apa yang masih bisa ditoleransi dan tidak. Sampaikan juga konsekuensinya jika batasan itu dilanggar."

2. Kompak dengan Pasangan

Ketika menghadapi mertua yang toxic, kekompakan dengan pasangan adalah kunci. Apabila kamu dan pasangan berada di satu suara, maka mertua tidak akan mudah memecah belah.

Baca Juga: Calon Mertua Tak Sambut Hangat saat Pertama Bertemu? Lakukan Ini

"Pastikan kamu bersama pasangan saling mendukung juga sepakat soal apa yang boleh dan tidak boleh terjadi," kata Becca. Diskusikan bersama pasangan tentang frekuensi kunjungan, aturan terhadap anak, atau reaksi ketika batasan dilanggar.

3. Hindari Perdebatan Tak Produktif

Jangan mudah terpancing emosi saat mertua memulai konflik. Becca menyarankan untuk mundur apabila diskusi sudah mulai tidak efektif dan memicu kesalahpahaman.

Terlibat dalam pertengkaran justru bisa memperkuat dinamika toxic yang mulanya ingin dihindari. Terkadang, diam dan menjaga jarak lebih baik daripada terus berdebat.

"Cobalah untuk tidak terlibat dalam pertengkaran. Argumen yang meningkatkan ketegangan dapat memperkuat dinamikan hubungan beracun," jelas Becca.

4. Jangan Terjebak dalam Drama

Red flag yang umum dari mertua toxic adalah senang menyulut konflik. Mereka bisa menyebar rumor atau memancing pertengkaran dalam keluarga.

Seorang psikoterapis berlisensi Kristie Tse, LMHC menjelaskan, sikap ini bisa memecah belah dan meninggalkan dampak emosional yang panjang. Oleh karena itu, penting untuk tidak ikut arus provokasi.

"Apapun yang kamu lakukan, jangan masukkan komentar negatif mereka ke dalam hati. Jangan biarkan komenter itu memengaruhi harga diri kamu," kata Kritie Tse.

5. Pertimbangkan Bantuan Profesional

Dampak dari perilaku mertua mungkin mempengaruhi kesehatan mental atau hubungan keluargamu. Apabila kamu sudah tidak bisa mengatasinya, maka segera konsultasi ke psikolog atau konselor pernikahan.

"Terapis bisa membantu kamu menemukan strategi yang tepat untuk menghadapi mertua sulit,” kata Reed. Konseling juga bisa menjadi ruang aman untuk pasangan berdiskusi tanpa tekanan dari pihak luar.

Baca Juga: Perempuan Mandiri akan Bertemu Calon Mertua? Tunjukkan 6 Sikap Ini

(*)

Sumber: Best Life
Penulis:
Editor: Kinanti Nuke Mahardini