Parapuan.co - Kehidupan modern yang serba cepat membuat masyarakat mencari solusi praktis, termasuk makanan. Akibatnya, camilan menjadi pilihan populer untuk menemani aktivitas sehari-hari, dan tren ngemil terus meningkat di seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Sebagai respons terhadap kebiasaan ngemil yang terus berkembang, Mondelez Indonesia kembali mengadakan survei tahunan "State of Snacking 2024". Inisiatif ini juga bertujuan untuk mendorong masyarakat agar lebih bijak dalam mengonsumsi camilan melalui kampanye #NgemilBijak, sehingga manfaat baiknya dapat dirasakan oleh tubuh dan pikiran.
Marfusita Hamburgiwati selaku Head of Corporate & Government Affairs Mondelez Indonesia menjelaskan bahwa tujuan dari survei State of Snacking adalah untuk meneliti perilaku konsumen dalam mengonsumsi camilan. Termasuk mengidentifikasi berbagai pemahaman anyar mengenai fungsi camilan, baik dari segi praktis maupun emosional, di kalangan masyarakat Indonesia dan 12 negara lainnya.
“Survei The State of Snacking ini menyoroti betapa pentingnya camilan bagi masyarakat dan sekaligus menunjukkan keseriusan perusahaan dalam memahami apa yang diinginkan konsumen global, termasuk di Indonesia,” ungkap perempuan yang akrab dipanggil Fusi.
Hasil survei State of Snacking 2024, yang telah berjalan lebih dari lima tahun, menunjukkan bahwa tren ngemil di Indonesia terus meningkat dan bahkan melebihi konsumsi makanan utama. Tercatat, rata-rata masyarakat Indonesia mengonsumsi camilan 3 kali sehari, berbanding 2 kali untuk makanan utama.
/photo/2025/05/17/whatsapp-image-2025-05-15-at-20-20250517094840.jpg)
Lebih lanjut, survei menunjukkan betapa pentingnya camilan bagi masyarakat Indonesia. Sebanyak 73% responden bahkan menyatakan bahwa mereka merasa tidak bisa hidup tanpa camilan.
Selain itu, survei juga mengungkap fungsi sosial dan emosional camilan. Mayoritas responden, yaitu 84%, setuju bahwa berbagi camilan dengan orang terkasih terasa sepadan meskipun ada tambahan kalori.
Bahkan, hampir seluruh responden (93%) menyatakan bahwa salah satu kenangan masa kecil terindah mereka adalah berbagi camilan dengan orang tua.
Baca Juga: Resep Bika Ambon Mini, Ide Camilan untuk Buka Puasa Keluarga
Sejalan dengan temuan tersebut, Saskhya Aulia Prima M.Psi selaku Psikolog & Co-founder Rumah Psikologi TigaGenerasi menjelaskan peran dan makna camilan dari sisi kebutuhan emosional.
“Aktivitas ngemil bisa memberikan jeda di tengah aktivitas sehari-hari. Sembari menikmati camilan kita bisa menjadikannya sebagai momen relaksasi dan bersantai sejenak. Lebih lanjut, aktivitas ngemil yang dilakukan dengan bijak dan penuh kesadaran juga bisa menjadi bentuk penghargaan bagi diri sendiri,” ungkap Sashkya.
Dengan semakin seringnya masyarakat ngemil, penting untuk memberikan pemahaman yang benar mengenai pengaturan pola konsumsi camilan.
“Kesadaran tersebut, mendorong kami untuk kembali mengajak masyarakat lebih bijak dalam ngemil agar tetap bisa mendapatkan manfaat positif camilan bagi tubuh maupun pikiran, melalui kampanye #NgemilBijak yang telah kami gaungkan sejak 2020,” tambah Fusi.
Melalui kampanye #NgemilBijak, masyarakat diajak untuk lebih selektif dalam memilih camilan dan waktu yang tepat untuk menikmatinya, serta menghargai setiap suapan. Konsisten sejak tahun 2020, Mondelez menggunakan kampanye ini untuk mengedukasi dan mencegah masyarakat dari perilaku ngemil yang berlebihan.
Mendukung kampanye #NgemilBijak, Esti Nurwanti, S.Gz, RD, MPH, Ph.D selaku Ahli Gizi & Founder Komunitas Gizi Nusantara pun menjelaskan bahwa aktivitas ngemil yang dilakukan dengan bijak juga memberikan pengalaman dan dampak yang positif bagi tubuh.
“Ngemil sebenarnya diperlukan sebagai salah satu sumber energi tambahan di sela waktu makan utama. Selain itu, ngemil juga bisa membantu tubuh memenuhi kebutuhan nutrisi harian, terutama jika pilihan dan caranya tepat. Jadi, ngemil bukan sesuatu yang harus dihindari, selama dilakukan dengan cara yang tepat dan sesuai anjuran,” jelas Esti.
Untuk mempermudah penerapan #NgemilBijak, Mondelez Indonesia menyertakan panduan ini langsung pada kemasan produknya. Panduan tersebut terdiri dari tabel Guideline Daily Amount (GDA) yang informatif mengenai nilai gizi dan kalori, serta ilustrasi takaran saji yang jelas.
Baca Juga: 9 Makanan yang Disarankan Ahli Gizi untuk Perempuan Usia 50-an agar Tetap Sehat
Esti menambahkan pentingnya menyeimbangkan kebutuhan ngemil dengan pilihan yang tepat, termasuk memperhatikan informasi gizi dan porsi saji pada kemasan.
“Informasi nilai gizi dan takaran saji dapat menjadi alat bantu bagi konsumen dalam membuat keputusan ngemil yang lebih sadar dan sesuai dengan kebutuhan pribadi,” tambah Esti.
Mondelez International juga mendorong kebiasaan masyarakat untuk lebih bijak dalam ngemil dengan menambahkan panduan serta inspirasi mindfully snacking atau #NgemilBijak melalui website https://www.snackmindful.com/id/.
“Dengan diluncurkannya hasil survei “State of Snacking 2024” ini, semoga konsumen dapat memahami peran dan kebiasaan baru camilan dengan lebih baik. Kami juga berharap dengan perubahan gaya hidup dan pola konsumsi camilan yang meningkat, konsumen bisa mengimbanginya dengan menerapkan #NgemilBijak agar dapat meraih manfaat baik camilan bagi tubuh dan pikiran,” tutup Fusi.
(*)