Parapuan.co - Kawan Puan, produk perawatan kulit atau skincare dari Korea barangkali memang banyak disukai di Tanah Air. Namun, benarkah tidak ada produk lokal yang disukai konsumen?
Populix, perusahaan riset berbasis teknologi asal Indonesia, mengungkap bahwa 87% generasi milenial dan Gen Z di Indonesia ternyata masih memilih produk perawatan kulit lokal, meskipun tren skincare asal Korea Selatan mendominasi sebagai kiblat kecantikan.
Temuan ini berasal dari laporan terbaru Populix bertajuk "Millennials & Gen Z Report: Local vs. Global Skincare Trends and Market Shifts", yang didasarkan pada survei terhadap 1.100 responden dari kalangan milenial dan Gen Z di seluruh Indonesia.
Dikutip dari siaran pers yang diterima PARAPUAN, survei ini melibatkan responden laki-laki dan perempuan secara seimbang, dan sebagian besar berasal dari kalangan menengah ke atas yang sudah bekerja.
Saat diminta menyebutkan asal produk skincare yang mereka gunakan, mayoritas responden memilih merek lokal Indonesia. Produk asal Korea Selatan berada di posisi kedua dengan 31%, diikuti Jepang (16%), Amerika Serikat (5%), Prancis (3%), dan Australia (2%).
Menurut Indah Tanip, VP of Research Populix, "Temuan ini cukup menarik, karena meskipun produk yang digunakan mayoritas dari Indonesia, 72% responden menobatkan Korea Selatan sebagai kiblat produk dan inovasi skincare mereka."
"Bahkan angkanya terpaut cukup jauh dari produk Indonesia (27%) dan produk Jepang (23%) sebagai rujukan kedua dan ketiga," tambah Indah Tanip.
Populix juga mendalami alasan di balik ketertarikan generasi muda terhadap produk skincare luar negeri. Dua alasan utama adalah anggapan bahwa produk luar menawarkan inovasi dan teknologi yang lebih unggul (56%), serta penggunaan bahan baku yang dianggap lebih berkualitas (48%).
Faktor lain yang memengaruhi adalah pengaruh influencer atau beauty expert (22%), kecocokan dengan jenis kulit (14%), harga yang lebih bersaing (11%), serta kemasan yang menarik dan estetik (10%).
Baca Juga: Promo Belanja 9.9, Rekomendasi Skincare Lokal untuk Kulit Berjerawat
"Temuan ini menunjukkan masih adanya peluang pengembangan industri skincare lokal, khususnya dari sisi inovasi dan pemilihan bahan baku," ujar Indah lagi.
"Apabila para pelaku industri jeli, keunggulan produk mancanegara ini bisa diterapkan pada produk lokal. Terlebih pada dasarnya mereka masih unggul dari sisi pangsa pasar dan jangkauan," tuturnya.
Kebiasaan dan Preferensi Skincare Konsumen Muda
Penelitian Populix ini juga menyoroti perilaku pembelian dan produk favorit di kalangan milenial dan Gen Z. Sebanyak 59% responden mengaku membeli produk skincare setiap satu hingga tiga bulan.
Sementara itu, 15% membeli saat produknya habis, dan 6% terdorong membeli ketika ada promo atau diskon besar. Namun, 13% responden menyatakan tidak menggunakan skincare sama sekali — menunjukkan adanya pasar yang masih belum tergarap (untapped market).
Dari jenis produk, pembersih wajah (cleanser) menjadi produk paling sering dibeli (63%). Selanjutnya adalah tabir surya (sunscreen) dengan 54%, terutama digemari oleh Gen Z. Diikuti pelembab (moisturizer) sebanyak 51%, dan serum (33%) yang lebih populer di kalangan milenial.
Sumber inspirasi dalam memilih skincare pun didominasi media sosial seperti Instagram, TikTok, dan YouTube (65%).
Ulasan di e-commerce atau marketplace (27%), rekomendasi teman atau keluarga (23%), serta pengaruh influencer dan KOL kecantikan (19%) juga turut berperan.
Menariknya, promosi lewat iklan digital maupun televisi masih lebih berpengaruh pada generasi milenial dibanding Gen Z.
Baca Juga: Ini Rekomendasi Skincare Lokal Berbasis Sains yang Harganya Terjangkau
(*)