Parapuan.co - Uban diketahui identik dengan tanda penuaan, tetapi kini banyak perempuan muda yang mengalaminya di usia 20-an. Saat tumbuh uban, kita yang mengalaminya mungkin akan merasa khawatir dan rasa percaya diri bisa menurun.
Oleh karena itu, memahami penyebab dan cara mengatasi uban di usia muda sangat penting untuk menjaga kesehatan dan penampilan rambut. Merangkum dari Kompas.com, ini beberapa penyebab tumbuh uban yang mungkin tidak disadari:
Faktor Genetik
Genetika memainkan peran besar dalam munculnya uban di usia muda. Jika orang tua atau anggota keluarga lain mengalami uban dini, kemungkinan besar kamu juga akan mengalaminya.
Dalam kasus seperti ini, folikel rambut secara alami berhenti memproduksi melanin lebih awal dari biasanya dan faktor ini tidak dapat dihindari.
Melalui perawatan rambut tepat, seperti penggunaan produk yang mengandung antioksidan dan pelembap alami, kamu dapat membantu memperlambat proses munculnya uban.
Stres Berlebihan
Stres kronis dapat memengaruhi kesehatan rambut secara signifikan. Ketika tubuh mengalami stres berkepanjangan, hormon stres seperti kortisol meningkat dan mengganggu keseimbangan sistem dalam tubuh, termasuk sistem regenerasi rambut.
Stres dapat menyebabkan penipisan sel induk di folikel rambut, yang bertanggung jawab atas produksi melanin. Akibatnya, rambut kehilangan warnanya dan menjadi abu-abu atau putih. Manajemen stres menjadi kunci penting dalam menjaga kesehatan kulit kepala dan rambut.
Baca Juga: Pakai Sisir Tepat dan 4 Tips Menyisir Rambut agar Tidak Mudah Patah
Kekurangan Nutrisi
Asupan nutrisi tidak seimbang dapat menyebabkan defisiensi zat gizi penting yang dibutuhkan untuk menjaga warna alami rambut. Vitamin B12, misalnya, penting untuk pembentukan sel darah merah yang membantu mengangkut oksigen ke folikel rambut.
Kekurangan tembaga dapat mengganggu proses produksi melanin, sedangkan kekurangan zinc dapat menyebabkan rambut rapuh dan mudah rontok. Mengonsumsi makanan bergizi tinggi secara rutin sangat penting untuk mendukung pertumbuhan rambut yang sehat dan berpigmen.
Gangguan Kelenjar Tiroid
Kelenjar tiroid berperan penting dalam mengatur metabolisme tubuh, termasuk pertumbuhan rambut. Apabila kelenjar ini tidak berfungsi dengan baik, seperti pada hipotiroidisme (fungsi tiroid rendah) atau hipertiroidisme (fungsi tiroid tinggi), maka produksi melanin juga bisa terganggu.
Gejala lain dari gangguan tiroid termasuk kelelahan, kulit kering, dan penambahan berat badan. Penting untuk melakukan pemeriksaan medis jika kamu curiga mengalami gejala tersebut, karena pengobatan dini bisa membantu menormalkan kembali pertumbuhan rambut.
Penyakit Autoimun
Dalam beberapa kondisi autoimun, sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel sehat, termasuk folikel rambut. Pada kasus seperti vitiligo, sel penghasil pigmen (melanosit) dihancurkan dan menyebabkan uban.
Baca Juga: Atasi Masalah Ketombe dan Kepala Gatal dengan Masker Rambut Alami
Alopecia areata atau kebotakan bintik juga bisa menyebabkan rambut rontok, diikuti dengan pertumbuhan kembali yang tidak berpigmen. Penanganan penyakit autoimun biasanya memerlukan pendekatan medis jangka panjang, dan berkonsultasi dengan dokter spesialis sangat disarankan.
Paparan Polusi dan Radikal Bebas
Radikal bebas yang berasal dari polusi udara, sinar UV, dan bahan kimia dapat merusak sel-sel tubuh, termasuk folikel rambut. Kerusakan ini menyebabkan stres oksidatif yang mempercepat penuaan, termasuk penuaan rambut.
Untuk mengurangi dampaknya, penting menggunakan pelindung kepala saat beraktivitas di luar ruangan dan mengonsumsi makanan kaya antioksidan seperti buah beri, sayuran hijau, dan kacang-kacangan.
Kebiasaan Merokok
Merokok mempercepat proses penuaan seluruh tubuh, termasuk rambut. Nikotin dan zat kimia lain dalam rokok menghambat aliran darah ke folikel rambut, mengurangi suplai nutrisi, dan merusak produksi melanin.
Perokok memiliki risiko lebih tinggi mengalami uban dini dibandingkan non-perokok. Menghentikan kebiasaan ini tidak hanya baik untuk kesehatan rambut, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan.
Penggunaan Produk Rambut Berbahan Kimia
Produk pewarna rambut, pelurus, bleaching, dan styling yang mengandung bahan kimia keras dapat merusak struktur folikel rambut. Proses kimia tersebut dapat mengganggu keseimbangan alami kulit kepala dan mempercepat kerusakan sel pigmen.
Baca Juga: Cara Ampuh Mengatasi Rambut Berminyak dan Lepek agar Tetap Segar serta Bervolume
Terlalu sering menggunakan alat styling panas seperti catokan dan hair dryer juga dapat menyebabkan rambut kering dan rapuh.
Oleh karena itu, disarankan memilih produk perawatan rambut yang mengandung bahan alami dan meminimalkan penggunaan alat styling bersuhu tinggi.
Selain, mengetahui dan mengurangi faktor-faktor penyebabnya, menggunakan bahan alami yang dipercaya mampu membantu memperlambat munculnya uban juga bisa dilakukan.
Misalnya, menggunakan minyak kelapa pada rambut konon dapat membantu menjaga kelembapan dan melindungi rambut dari kerusakan. Minyak amla, yang kaya vitamin C, digunakan dalam pengobatan tradisional India untuk mempertahankan warna rambut.
Daun kari, yang direbus dan dijadikan masker rambut, dipercaya mampu menstimulasi produksi melanin. Meski efektivitasnya belum sepenuhnya terbukti secara ilmiah, penggunaannya secara rutin dan konsisten bisa menjadi alternatif yang aman.
Pada dasarnya, uban bisa diatasi atau disamarkan, maka penting juga untuk belajar menerima diri apa adanya. Penampilan bukan satu-satunya ukuran nilai seseorang. Uban bukanlah cacat, melainkan bagian alami dari proses kehidupan.
Banyak perempuan kini justru memilih tampil percaya diri dengan rambut beruban sebagai bentuk ekspresi dan penerimaan diri. Menghadapi perubahan dengan sikap positif adalah bentuk self-love yang patut diapresiasi.
Munculnya uban di usia 20-an bisa disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari genetik, stres, hingga gaya hidup yang tidak sehat.
Apabila Kawan Puan memahami penyebabnya, langkah-langkah pencegahan dan perawatan yang tepat untuk menjaga kesehatan juga penampilan rambut bisa dilakukan.
Baca Juga: Apa yang Sebaiknya Dikenakan Perempuan saat Wawancara Kerja?
(*)
Celine Night