Namun, alih-alih meredam perlawanan, kematiannya justru memicu solidaritas publik. Komite Solidaritas untuk Marsinah (KSUM) dibentuk, suara penuntutan keadilan menggema, baik di tingkat nasional maupun internasional. Meski proses hukum penuh sandiwara, dengan delapan petinggi PT CPS disiksa agar mengaku, lalu akhirnya dibebaskan, semangat perlawanan tak pernah benar-benar padam.
Marsinah sebagai Simbol Perempuan Berdaya
Marsinah tak hanya memperjuangkan hak ekonomi buruh, tetapi juga memperjuangkan posisi perempuan dalam ruang publik yang selama ini dimarjinalkan. Ia membuktikan bahwa perempuan bisa menjadi penggerak perubahan, pemimpin, dan pemegang kendali atas nasib sendiri.
Warisan Marsinah adalah semangat pemberdayaan perempuan yang berlapis. Ia memperjuangkan:
- Hak ekonomi: Memastikan buruh perempuan mendapat upah layak dan kondisi kerja manusiawi.
- Hak politik: Memperlihatkan perempuan mampu memimpin pergerakan dan membangun solidaritas lintas gender.
- Hak atas tubuh: Kematian Marsinah membuka kesadaran publik akan kekerasan berbasis gender yang digunakan untuk membungkam perempuan yang berdaya.
Menghidupkan Semangat Marsinah Hari Ini
Hingga kini, pelaku pembunuhan Marsinah belum pernah diadili secara adil. Tetapi perjuangannya tetap hidup — namanya diabadikan dalam penghargaan Yap Thiam Hien, cerita hidupnya diangkat dalam karya sastra dan seni, dan setiap 8 Mei diperingati sebagai momen refleksi gerakan buruh dan perempuan.
Mengenang Marsinah bukan hanya mengenang seorang korban. Ini adalah pengingat bahwa perjuangan perempuan untuk keadilan, kesetaraan, dan kebebasan masih berlangsung. Marsinah adalah suara perempuan Indonesia yang berani berpendapat dan memilih bergerak.
Dalam era yang lebih terbuka seperti sekarang, perempuan bisa melanjutkan warisan Marsinah dengan:
- Tidak takut bersuara di ruang kerja, komunitas, dan ruang publik.
- Memperkuat solidaritas perempuan dalam memperjuangkan hak-hak pekerja dan hak hidup yang setara.
- Terus menuntut transparansi dan keadilan dalam kasus kekerasan terhadap perempuan.
Marsinah adalah bukti bahwa suara perempuan tak akan pernah hilang — selama ada yang meneruskannya. Mari kita mengenang Marsinah dengan meneruskan apa yang pernah diperjuangkannya!
Baca Juga: Memaknai Istilah Buruh dan Pekerja di Mayday 1 Mei, Mana yang Mewakili?
(*)