3. Mengalokasikan dan Menyisihkan Dana Secara Konsisten
Penting untuk menyisihkan sebagian dari gaji khusus untuk tabungan pendidikan. Alokasi 10–20 persen dari pendapatan bulanan bisa menjadi patokan awal. "Misal, jika gaji perbulan Rp5 juta, maka sekitar Rp500.000 hingga Rp1 juta rupiah yang disisihkan untuk pos rancangan biaya kuliah anak," imbuh Arin.
Bila jumlah tersebut masih terasa kurang, Kawan Puan bisa mengevaluasi kembali pengeluaran atau mencari sumber pendapatan tambahan.
4. Memilih Investasi yang Tepat
Selain menabung, pertimbangkan juga untuk berinvestasi. Pilihlah instrumen investasi yang sesuai dengan tujuan pendidikan anak, memperhatikan tingkat risiko, potensi keuntungan, serta keamanannya. Untuk investasi pendidikan, sebaiknya pilih produk yang low risk dengan potensi middle return, seperti reksa dana.
5. Menyiapkan Proteksi Pendidikan
Proteksi penting untuk memastikan kelangsungan dana pendidikan meski terjadi risiko kehidupan, seperti sakit berat atau meninggal dunia. Salah satu pilihan proteksi yang bisa diambil adalah asuransi pendidikan berbasis asuransi jiwa.
6. Fokus Menabung dan Evaluasi Keuangan Secara Berkala
Kondisi keuangan rumah tangga bisa berubah-ubah. Oleh karena itu, penting untuk menjaga komitmen dalam menabung dan melakukan evaluasi keuangan secara rutin. "Diperlukan komitmen kuat dan konsistensi orang tua supaya senantiasa fokus dalam mengalokasikan sebagian gaji bulanan untuk pos pendidikan anak," ungkap Arin.
Selain butuh strategi seperti di atas, mudah-mudahan situasi dan kondisi keuangan keluarga Kawan Puan senantiasa stabil untuk anak di masa depan.
Baca Juga: 5 Cara Mengatasi Tantangan Keuangan Perempuan Demi Wujudkan Financial Freedom
(*)