Tak Hanya untuk Balita, Ini Pentingnya Belajar dengan Bermain dalam Pendidikan Anak

Arintha Widya - Senin, 10 Februari 2025
Belajar sambil bermain dalam mendukung pendidikan anak.
Belajar sambil bermain dalam mendukung pendidikan anak. Rat0007

Parapuan.co - Dalam dunia pendidikan, belajar melalui bermain sering kali dianggap hanya sesuai untuk anak usia dini.

Namun, pendekatan ini sebenarnya dapat diterapkan di berbagai jenjang pendidikan, termasuk di lingkungan sekolah dasar hingga menengah.

Hal tersebut terbukti dari sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam buku "A Pedagogy of Play - Supporting Playful Learning in Classrooms and Schools".

Melansir laman Graduate School of Education Harvard, penelitian itu menyoroti bahwa pembelajaran yang menyenangkan dan melibatkan interaksi aktif dapat meningkatkan pengalaman belajar siswa.

Buku ini merupakan hasil penelitian selama delapan tahun oleh tim dari Harvard Graduate School of Education’s Project Zero (PZ), bekerja sama dengan LEGO Foundation dan para pendidik di Denmark, Afrika Selatan, Kolombia, serta Amerika Serikat.

Apa Itu Belajar dengan Bermain?

Belajar melalui bermain adalah metode yang memungkinkan siswa untuk menjelajahi hal-hal baru, mengembangkan rasa ingin tahu, dan menemukan makna dalam pembelajaran mereka.

Pendekatan ini menekankan beberapa elemen penting, antara lain sebagai berikut:

1. Eksplorasi dan Keingintahuan: Siswa diberi kebebasan untuk menemukan dan memahami konsep dengan cara yang lebih alami.

Baca Juga: Anak Perempuan Dituntut Sempurna Bahkan saat Bermain, Begini Mendorong Kreativitasnya

2. Kepemilikan atas Pembelajaran: Siswa memiliki kesempatan untuk membuat pilihan dan merasa memiliki kendali atas proses belajar mereka.

3. Kegembiraan dalam Pembelajaran: Suasana belajar yang menyenangkan dapat meningkatkan motivasi dan keterlibatan siswa.

Cara Menerapkan Pembelajaran Melalui Bermain

Berikut ini lima strategi yang dapat digunakan oleh pendidik untuk mendukung pembelajaran melalui bermain di kelas:

1. Memberdayakan Siswa untuk Mengarahkan Pembelajaran Mereka Sendiri

Pahami minat dan kekuatan siswa untuk menghubungkan kurikulum dengan kehidupan mereka.

Libatkan siswa dalam pengambilan keputusan, seperti pengaturan jadwal atau susunan ruang kelas.

Beri kesempatan bagi siswa untuk merefleksikan hal-hal baru yang mereka pelajari agar pembelajaran lebih bermakna.

2. Menciptakan Budaya Pembelajaran Kolaboratif

Baca Juga: Bermanfaat bagi Bayi-Balita, Berapa Lama Waktu Bermain yang Dibutuhkan Anak?

Kamu perlu mendorong interaksi sosial melalui permainan dan diskusi kelompok.

Gunakan pendekatan berbasis dialog untuk membangun pemahaman bersama di antara siswa.

Bangun budaya umpan balik yang konstruktif agar siswa dapat mendengar berbagai perspektif.

3. Mendorong Pengambilan Risiko dan Eksperimen

Gunakan tugas terbuka tanpa jawaban yang benar atau salah untuk melatih siswa menghadapi ketidakpastian.

Berikan contoh bagaimana mencoba hal baru dapat menghasilkan pembelajaran yang berharga.

Dorong pula siswa untuk melihat kesalahan sebagai bagian dari proses belajar.

4. Mengembangkan Pemikiran Imajinatif

Gunakan teknik bercerita dan bermain peran untuk memperdalam pemahaman konsep.

Baca Juga: Apa Itu Independent Play? Ini Cara Mendorong Anak Bermain secara Mandiri

Ajukan pertanyaan yang merangsang rasa ingin tahu, seperti "Apa yang kamu perhatikan tentang bulan?"

Manfaatkan pengalaman nyata, seperti mengajak siswa mengeksplorasi lingkungan sekitar untuk mendukung pembelajaran.

5. Menerima Berbagai Emosi dalam Pembelajaran

Ciptakan pengalaman belajar yang menyenangkan dengan unsur kejutan dan permainan peran.

Gunakan metode kreatif untuk membahas isu kompleks, seperti menuliskan pertanyaan di kertas dan mendiskusikannya secara acak.

Bantu siswa mengatasi frustrasi dengan mengajarkan keterampilan mengelola emosi dan kerja sama.

Membangun Budaya Sekolah yang Mendukung Pembelajaran Bermain

Agar pendekatan ini dapat berhasil, peran kepala sekolah dan guru sangat penting dalam menciptakan lingkungan yang mendukung pembelajaran melalui bermain.

Selain itu, komunikasi yang terbuka antara guru, siswa, dan orang tua akan semakin memperkuat implementasi pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna.

Belajar dengan bermain bukan hanya metode yang efektif untuk anak-anak, tetapi juga dapat diterapkan di berbagai tingkat pendidikan.

Dengan menciptakan pengalaman belajar yang interaktif, bermakna, dan menyenangkan, siswa akan lebih termotivasi dan mampu menyerap materi dengan lebih baik.

Oleh karena itu, pendekatan ini patut dipertimbangkan sebagai bagian dari strategi pembelajaran di sekolah-sekolah modern.

Baca Juga: Belajar dari Bermain, Ini 11 Jenis Mainan Terbaik untuk Anak Balita

(*)

Sumber: Harvard Edu
Penulis:
Editor: Arintha Widya