Pneumonia pada Anak, Dokter Ungkap Tanda Frekuensi Napas yang Perlu Diwaspadai

Maharani Kusuma Daruwati - Selasa, 12 Desember 2023
Pneumonia pada anak
Pneumonia pada anak Freepik.com/jcomp

Parapuan.co - Belakangan kasus pneumonia pada anak meningkat di beberapa negara di dunia.

Salah satunya yang mengalami peningkatan drastis adalah di China.

Beberapa bulan belakangan ini, di China dikabarkan mengalami peningkatan kasus pneumonia misterius pada anak.

Hal ini pun menjadi kekhawatiran tersendiri pada orang tua. 

Berdasarkan data UNICEF tahun 2018, setiap jam terjadi kematian 2-3 balita di Indonesia akibat pneumonia. Hal ini menunjukkan bahwa pneumonia masih menjadi salah satu penyakit yang harus diwaspadai. 

Pneumonia pada anak biasanya berasal dari infeksi saluran pernapasan akut atas (ISPA atas).

Umumnya gejala pneumonia diawali dengan demam, batuk atau pilek, kemudian diikuti oleh gejala sesak napas yang biasanya terjadi dalam 14 hari dan bersifat akut. 

Gejala sesak napas ditandai oleh adanya usaha bernapas yang berat seperti tarikan dinding dada saat bernapas maupun adanya napas cuping hidung.

Adanya sesak napas menjadi indikasi anak kekurangan oksigen. Jika hal ini terjadi pada anak, segera bawa ia ke fasilitas kesehatan untuk diperiksa lebih lanjut.

Baca Juga: Mengenal Mycroplasma Pneumoniae, Bakteri Penyebab Pneumonia yang Sudah Ada Sejak Sebelum Covid-19