Darurat Pelecehan Online pada Anak, Ini yang Harus Dilakukan

Citra Narada Putri - Jumat, 3 November 2023
Pelecehan online pada anak.
Pelecehan online pada anak. (JORGE CORCUERA/iStockphoto)

- Pusatkan Hak dan Perspektif Anak

Rancang intervensi yang memberdayakan anak-anak, menghilangkan hambatan dalam identifikasi kekerasan, dan memungkinkan mereka untuk meminta pertanggungjawaban penyedia layanan online.

“Untuk membuat dunia online lebih aman, penting untuk memahami persepsi anak-anak mengenai keselamatan agar bisa memberikan respons yang tepat. Pesan dari anak-anak sangat jelas: masih banyak yang harus kita lakukan untuk memastikan lingkungan digital menjadi ruang yang aman dan terlindungi bagi dan bersama mereka,” ujar Najat Maalla M’jid, Special Representative of the Secretary-General on Violence Against Children, UN.

- Menerapkan Perundang-undangan yang Selaras secara Global

Mencegah pelanggar mengeksploitasi celah hukum dengan memberlakukan peraturan internet yang konsisten secara global.

"Kita juga memerlukan undang-undang yang kuat untuk melindungi anak-anak dari segala bentuk eksploitasi seksual terhadap anak secara online, yang tahan terhadap teknologi yang berkembang pesat di masa depan,” papar Sheema Sen Gupta.

- Mengadopsi Pendekatan Keselamatan yang Inovatif

Menerapkan pendekatan inovatif terhadap desain teknologi yang memprioritaskan keselamatan pengguna sejak awal, bukan hanya sekedar pemikiran belaka.

Penting untuk diingat bahwa upaya ini perlu dilakukan bersama-sama untuk menghadirkan ruang online yang aman bagi anak-anak.

Baca Juga: 58 Persen Wanita Alami Pelecehan Daring, Ini Ciri Kekerasan pada Perempuan Berbasis Gender Online

Bukannya tanpa alasan, berdasarkan Global Threat Assessment mengungkapkan, bahwa ajakan seksual online yang tidak diinginkan dan penindasan maya (cyberbullying) masih menjadi masalah yang umum terjadi pada anak-anak.

"Dua pertiga korban penindasan maya juga mengalami penindasan di luar layar, hal ini menunjukkan adanya hubungan yang kuat antara kekerasan online dan offline," ujar Etienne Krug, Director Social Determinants of Health - World Health Organisation.

Meskipun akses internet memberikan manfaat yang baik bagi anak-anak dan remaja, tapi kita tak bisa menutup mata bahwa mengakhiri kekerasan online juga sangatlah penting. 

"Penyedia layanan digital perlu mengambil tindakan; selain itu pejabat pemerintah dan sekolah, organisasi masyarakat sipil, kelompok berbasis agama, orang tua dan generasi muda sendiri juga mempunyai peran penting. Penting untuk meningkatkan empati, membina keterampilan hubungan yang sehat, dan kebijakan yang meningkatkan kesehatan mental anak-anak di dunia digital dan dunia nyata,” tambah Etienne Krug.

(*)