Advertorial

Kenalan dengan Desa Wayu, Surga Bagi Pecinta Paralayang

Yussy Maulia - Jumat, 23 Juni 2023
Desa Wayu menjadi istimewa bagi pencinta paralayang,
Desa Wayu menjadi istimewa bagi pencinta paralayang, DOK. National Geographic Indonesia/Joshua Marunduh.

Parapuan.co – Ada banyak hal menarik yang bisa Kawan Puan temukan ketika berkunjung ke Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah. Salah satunya, menjajal wisata paralayang di Desa Wayu, Kecamatan Banawa Selatan.

Sebagai informasi, Desa Wayu terletak pada ketinggian kurang lebih 500 meter di atas permukaan laut (mdpl), tepatnya di kawasan Pegunungan Gawalise. Letak geografis ini membuat desa dengan populasi 389 jiwa itu memiliki pemandangan dari atas bukit yang memukau bak negeri di atas awan.

Dari ketinggian, Kawan Puan dapat melihat hamparan lembah, sungai, pegunungan, dan laut yang apik. Para penerbang paralayang pun dapat menikmati pemandangan itu semua dalam satu frame saat berada di ketinggian.

Tidak heran, Federasi Aerosport Dunia yang berbasis di Prancis melabeli Desa Wayu sebagai salah satu spot terbaik di dunia untuk berparalayang.

Baca Juga: Festival Lestari 5 Jadi Momentum Kabupaten Sigi untuk Tumbuh Lebih Baik

Oleh karena itu, Desa Wayu menjadi salah satu potensi yang “dipamerkan” Kabupaten Sigi dalam Festival Lestari 5 yang dihelat oleh Lingkar Temu Kabupaten Lestari (LTKL) pada 23-25 Juni 2023.

Ketua Federasi Aerosport Seluruh Indonesia (FASI) Sulawesi Tengah, Asgar, yang hadir dalam rangkaian acara tersebut mengatakan keistimewaan paralayang di Desa Wayu tak semata pemandangan bentang alam yang indah.

Menurutnya, Desa Wayu memiliki unsur-unsur penting pendukung olahraga tersebut. Sebut saja, thermal atau panas udara. Untuk menaikkan ketinggian parasut, penerbang paralayang tak hanya membutuhkan dorongan angin, tetapi juga thermal.

“Desa Wayu adalah satu-satunya tempat di Indonesia, bahkan di Asia, dengan spesifikasi thermal yang bersesuaian dengan olahraga paralayang. Itulah alasan mengapa Federasi Aerosport Dunia menilai Desa Wayu sebagai salah satu tempat terbaik untuk berparalayang di dunia,” terang Asgar.

Baca Juga: Perda Sigi Hijau, Upaya Mempertahankan Kelestarian Alam Kabupaten Sigi di Tengah Pembangunan Wilayah

Penulis:
Editor: Sheila Respati