Profesor Ungkap Dua Efek Utama Penyakit Paru Obstruksi Kronik

Anna Maria Anggita - Selasa, 30 Mei 2023
Dua efek utama Penyakit Paru Obstruktif Kronis
Dua efek utama Penyakit Paru Obstruktif Kronis Phira Phonruewiangphing

Baca Juga: Mengenal PPOK, Kombinasi Penyakit Pernapasan Bronkitis dan Emfisema

Eksaserbasi

"Pasien PPOK juga akan mempu mengalami eksaserbasi. Di mana eksaserbasi ini sering disalah artikan atau disamakan dengan infeksi paru-paru," papar Prof. Paul Jones.

Eksaserbasi adalah perburukan gejala pernapasan yang akut.

"Jadi untuk menggambarkan eksaserbasi itu seperti apa itu bisa digambarkan eksaserbasi yang sedang itu bisa sampai harus membawa pasien tersebut untuk rawat inap di rumah sakit," terangnya.

Prof. Paul Jones menyatakan bahwa pasien yang mengalami eksaserbasi akan merasa sesak hingga 1-2 minggu.

Tak hanya itu saja, bahkan pasien harus dirawat dan dia tidak bisa keluar dari rumah dan tidak bisa melakukan aktivitas.

"Selain itu eksaserbasi juga meningkatkan risiko serangan jantung dan juga pasien PPOK pada umumnya akan mengalami eksaserbasi 1-2 kali per tahunnya," imbuhnya.

Dalam kesempatan yang sama, Perwakilan Kelompok Kerja Asma dan PPOK, Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), dr. Triya Damayanti, Sp.P(K), Ph.D menyatakan pentingnya deteksi dini sebelum PPOK semakin buruk.

"Perburukan PPOK umumnya berkembang secara bertahap dan sering kali tidak terdiagnosis atau tertangani dengan optimal," tegas dr. Triya.

"Untuk mencegah perburukan dan eksaserbasi, serta mencapai hasil pengobatan PPOK sesuai yang diharapkan, diperlukan kesadaran bersama untuk memahami sifat dan perjalanan PPOK, juga untuk mengawali pengobatan PPOK yang tepat lebih dini," pungkasnya.

Baca Juga: Hari Penyakit Paru Obstruktif Kronik Sedunia, Ini 5 Cara Menjaga Kesehatan Paru-Paru

(*)

Usia Sampai Gaya Hidup Jadi Faktor Risiko Pneumonia pada Orang Dewasa