Bikin Jobseeker Insecure, Benarkah Ketersediaan Lowongan Kerja Berkurang karena AI?

Arintha Widya,Citra Narada Putri - Kamis, 4 Mei 2023
ilustrasi keberadaan AI membuat pencari lowongan kerja khawatir
ilustrasi keberadaan AI membuat pencari lowongan kerja khawatir Wanlee Prachyapanaprai

"Tapi yah di satu sisi jadi kayak, 'lah kerjaan gue ternyata bisa digantiin AI, terus besok-besok kalau ternyata enggak ada lowongan kerja buat posisi gue gimana yah?'," ujar Eliana tentang kegelisahannya.

Sementara itu Saras, seorang jurnalis, mengaku bahwa ia merasa teknologi AI cukup menakutkan. 

"AI 'menakutkan' karena canggih sekali bisa menghasilkan artikel selengkap itu sesuai instruksi. Tapi enggak benar-benar takut akan tergantikan AI," ujarnya pada PARAPUAN. 

Memang pada pekerjaan-pekerjaan tertentu, keberadaan AI generatif seperti ChatGPT cukup menakutkan bagi beberapa kalangan. 

Hal ini lantaran ChatGPT juga mudah diakses dan berkembang pesat hingga dapat memenuhi banyak kebutuhan industri.

Tak heran jika sebagian besar pekerja maupun pencari kerja melaporkan kecemasan mereka tentang masa depan, dan apakah keterampilan mereka masih dibutuhkan pasar.

Kekhawatiran itu senada dengan laporan Goldman Sachs pada bulan Maret 2023 yang menyebutkan bahwa AI setara untuk menggantikan 300 juta pekerjaan.

Kendati demikian, tak semua orang merasa khawatir pekerjaannya akan tergantikan dengan AI.

Misalnya seperti Isyana Atiningmas, seorang PR profesional, yang menurutnya teknologi AI lebih berguna untuk pekerjaan yang mengandalkan teknis dan sesuatu yang pasti. 

Baca Juga: Ide Personalized Perfumery Berrbasis AI dari 3 Mahasiswa Menangkan L’Oréal Brandstorm 2023

Sumber: BBC
Penulis:
Editor: Citra Narada Putri