Penelitian Ungkap Long Weekend Baik untuk Kesehatan, Ini Penjelasannya

Anna Maria Anggita - Senin, 17 April 2023
Long weekend baik untuk kesehatan
Long weekend baik untuk kesehatan sinseeho

Parapuan.co Long weekend atau libur panjang di akhir pekan jadi momen yang paling dinanti-nanti oleh banyak orang, mungkin termasuk juga Kawan Puan.

Sebab, di long weekend kita semua bisa istirahat sejenak dari rutinitas sehari-hari baik dengan liburan maupun quality time bersama keluarga atau sendiri.

Selain istirahat, usut punya usut long weekend berdampak baik bagi kesehatan lo, kawan Puan.

Dilansir dari kompas.idlong weekend membuat durasi tidur lebih panjang dan fisik pun lebih aktif dibandingkan hari biasanya.

Di sisi lain, penelitian dari University of South Australia ini menambahkan perspektif atas wacana empat hari kerja yang sedang dibicarakan kalangan bisnis global.

Studi tersebut menggunakan data dari Annual Rhytms in Adult’s Lifestyle and Health (ARIA), yakni data yang mencatat ritme tubuh selama 24 jam, di antaranya dari segi aktivitas fisik dan pola makan.

Data yang dikumpulkan selama 13 bulan tersebut merangkum ritme tubuh 308 orang dewasa dengan nilai tengah usia (mean) 40,4 tahun dari gawai pencatat kebugaran (fitness tracker) yang mereka gunakan selama 24 jam. 

Semakin Lama Waktu Libur, Kesehatan Jadi Lebih Baik

Peneliti mengamati gerakan tubuh responden sebelum, saat, dan setelah liburan.

Baca Juga: Tradisi Lebaran 2023, 3 Manfaat Memaafkan untuk Kesehatan Mental

Di mana selama 13 bulan penelitian, responden mengambil 2-3 kali liburan dengan durasi masing-masing sekitar 12 hari.

Jenis liburan yang mereka jalani antara lain:

  • Rekreasi di luar ruangan (35 persen)
  • Acara keluarga atau sosial (31 persen)
  • Istirahat dan relaksasi (17 persen)
  • Liburan nonrekreasi seperti renovasi rumah (17 persen).

Penelitian tersebut menunjukkan bahwa responden punya perilaku sehat saat libur, bahkan ketika durasi liburnya hanya tiga hari.

"Ketika orang-orang berlibur, mereka menganti tanggung jawab sehari-hari karena mereka tidak terikat pada jadwal normal mereka,” kata peneliti University of South Australia, Ty Ferguson.

Tak hanya itu saja, penelitian menungkap para responden tidur lebih lama 21 menit atau lebih per hari saat libur.

Di samping itu, liburan ternyata membuat responden menghabiskan waktu untuk berdiam diri (sedentary time) 5 persen lebih sedikit dibandingkan dengan hari biasa.

Di mana angka tersebut setara 29 menit per hari atau lebih.

Selama liburan, responden juga terlibat dalam kegiatan fisik dengan intensitas sedang hingga kuat 13 persen lebih saat libur atau setara 5 menit per hari.

Baca Juga: Ini Alasan Kenapa Vitamin B Kompleks Bermanfaat bagi Kesehatan Mental

Kegiatan berintensitas sedang antara lain menari, mengepel lantai, dan main bulu tangis santai.

Sementara intensitas tinggi seperti berlari, bermain sepak bola, dan mendaki.

Ty Ferguson manyatakan menambahkan tidur 21 menit itu berdampak baik bagi kesehatan fisik dan mental.

Bahkan tidur cukup juga memengaruhi kemampuan kognitif dan suasana hati.

Sebaliknya, orang yang kurang tidur mengalami masalah seperti:

- Sulit berkonsentrasi

- Mudah lupa

- Mudah marah

- Stres.

Lebih buruknya lagi kurang tidur dalam jangka panjang berdampak pada munculnya penyakit kronis, seperti penyakit kardiovaskuler, diabetes, dan obesitas.

"Menariknya, besarnya perubahan akan meningkat seiring dengan panjangnya liburan. Jadi, semakin lama waktu liburnya, semakin baik manfaat kesehatannya," pungkas Ty Ferguson.

Baca Juga: Hari Kesehatan Sedunia, Ini Dia 5 Cara Menjaga Kesehatan Mental

(*)

 

Sumber: kompas.id
Penulis:
Editor: Maharani Kusuma Daruwati

Mengenal Apa Itu Yellow Noise, Suara Menenangkan yang Bisa Tingkatkan Konsentrasi