Viral di TikTok Plasenta Dikonsumsi, Benarkah Aman? Ini Penjelasannya

Anna Maria Anggita - Kamis, 30 Maret 2023
Sedang viral di TikTok, amankah mengonsumsi plasenta?
Sedang viral di TikTok, amankah mengonsumsi plasenta? AzmanL

Parapuan.co - Plasenta jadi pembahasan viral di TikTok, sebab organ yang berkembang di rahim selama masa kehamilan ini, dikatakan bisa dikonsumsi.

Berdasarkan video viral di TikTok dari akun @crazyplacentalady, ia sedang memproses plasenta yang masih segar dan diolah agar siap dikonsumsi jadi bentuk pil.

Proses enkapsulasi dalam video viral di TikTok tersebut bahkan ditonton sebanyak satu juta orang dengan komentar pro dan kontra.

@crazyplacentalady this placenta had what's called a succenturiate lobe, which is a smaller accessory lobe that is seperate from the main disc of the placenta. ♥️ #placenta #placentaencapsulation #placentaspecialist #placentapills #doula #birth #fyp #crazyplacentalady ♬ Boy's a liar Pt. 2 - PinkPantheress & Ice Spice

Lantas, benarkah plasenta aman untuk dikonsumsi?

Dilansir dari Baby Center, apakah plasenta aman dikonsumsi atau tidak sebenarnya belum bisa dipastikan.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat, CDC, bahkan memperingatkan bahwa setidaknya harus ada satu penelitian besar bahwa plasenta aman dikonsumsi.

Pasalnya, plesanta itu bisa terinfeksi bakteri dan virus, baik saat mentah atau selama pemrosesan.

Pada 2017, CDC mengungkap ada seorang bayi baru lahir terjangkit radang grup B. Hal itu terjadi ketika ibunya sedang menyusui dan mengonsumsi kapsul plasenta yang terkontaminasi bakteri.

Baca Juga: Pentingnya Menjaga Kesehatan Plasenta demi Mencegah Stunting

Akibatnya, CDC memperingatkan agar tidak mengonsumsi kapsul plasenta.

Adapun kekhawatiran lain tentang aman atau tidaknya mengonsumsi plasenta ialah: 

- Jika seorang perempuan mengidap preeklamsia, apakah protein stres yang terkandung dalam plasenta berbahaya jika dikonsumsi?

- Plasenta melindungi bayi dari paparan zat berbahaya seperti logam berat, mungkinkan kandung tersebut ada dalam plasenta atau tidak. 

Sementara itu, ada studi tengan catatan 23 ribu kelahiran dari Midwives Alliance of North America Statistics Project menyimpulkan bahwa 30 persen perempuan yang makan plasenta tidak memiliki dampak kesehatan yang buruk bagi bayi atau diri sendiri.

Para pendukung fakta tersebut juga menunjukkan bahwa memakan plasenta adalah hal yang umum di antara hewan lain, bahkan beberapa budaya.

Lalu, apa yang harus dilakukan jika tertarik untuk mengonsumsi plasenta?

Jika Kawan Puan memutuskan ingin makan plasenta meski kondisi aman atau tidaknya belum diketahui secara pasti, ada berbagai hal yang harus diketahui:

Baca Juga: Mengenal Plasenta Akreta, Masalah Kesehatan Seksual dan Reproduksi Perempuan Hamil


1. Pastikan Plasenta Disiapkan Seaman Mungkin

Kamu harus memasak atau menyiapkan plasenta sebaik mungkin untuk meminimalkan kontaminasi.

Misalnya, memanaskan plasenta hingga 130 derajat Fahrenheit atau sekitar 54 derajat Celsius  selama setidaknya dua jam mengurangi bakteri Salmonella.

Di samping itu, ada kit untuk mengenkapsulasi plasenta yang sebaiknya ditaati.

2. Bayar Seorang Profesional

Agar lebih aman, kamu juga disarankan membayar profesional untuk mengolah plasenta.

Tentunya seorang yang profesional sudah terlatih dalam enkapsulasi plasenta.

Seorang profesional akan mengeringkan, membuat bubuk, dan mengemas plasenta dalam kapsul hingga siap konsumsi sebagai suplemen.

Meski begitu, perlu diketahui bahwa tidak ada pengawasan yang baik terhadap industri ini. Jadi, pastikan untuk menemukan praktisi yang memiliki reputasi baik.

Disarankan pula minta rekomendasi dari doula kelahiran, doula pasca-persalinan, bidan, atau dokter kandungan. 

Sebagai catatan, tak semua penyedia layanan kesehatan akan terbuka untuk praktik ini.

Setelah mengetahui berbagai hal di atas, apakah masih tertarik untuk konsumsi plasenta? Sebab, belum ada pengawasan dan penelitian yang pasti, sebaiknya jangan coba-coba, Kawan Puan. 

Baca Juga: 5 Mitos dan Fakta Puasa, Bolehkah Ibu Hamil Berpuasa di Ramadan 2023?

(*)

Sumber: Baby Center
Penulis:
Editor: Kinanti Nuke Mahardini

Mengenal Savant Syndrome, Kondisi Luar Biasa di Sinopsis Drakor Good Doctor