Cerita Ibu Usia 50 Tahun Kembangkan Usaha Kain Tenun Lewat Program Bakti BCA

Arintha Widya - Sabtu, 25 Februari 2023
Maria, pengrajin kain tenun ikat yang ikut program CSR Bakti BCA untuk tingkatkan usaha.
Maria, pengrajin kain tenun ikat yang ikut program CSR Bakti BCA untuk tingkatkan usaha.

Proses pewarnaan itu bisa memakan waktu kurang lebih sebulan lamanya.

Kendati demikian, mengembalikan tradisi bisa menambah nilai dari kain tenun yang dihasilkan, sehingga akan ikut mengangkat derajat hidup pengrajin.

Beruntung saat bergabung dengan Warlami, komunitas ini bekerja sama dengan BCA menghubungkan kembali tradisi tenun berwarna alam ke komunitas penenun di Desa Nekemunifeto.

Kerja sama tersebut dilakukan melalui program CSR (Corporate Social Responsibility) Bakti BCA, yang diikuti Maria sejak Agustus 2022.

Sejak itu pula, Maria dan komunitas penenun di desanya sudah bisa memproduksi sejumlah tenun berkualitas tinggi.

Harga jual satu tenun ikat berwarna alam dengan motif pahat dapat dijual sekitar Rp3 juta.

Dari 30 pengrajin di sana, jumlah tenun ikat yang dapat dihasilkan sekitar 125 kain tenun pertahun dengan harga jual sekitar Rp325 juta.

Maria sebagai salah seorang penenun yang dilatih oleh Warlami mengatakan dapat membiayai anaknya berkuliah dan menghidupi kebutuhan keluarganya dengan cukup.

"Sa sangat berterima kepada program CSR Bakti BCA yang telah membantu sa dan para pengrajin lainnya untuk memasarkan hasil tenun kami," tutur Maria.

Baca Juga: Dorong Pemberdayaan UMKM Perempuan Lewat Penghargaan WEpreneur

Sumber: Press Release
Penulis:
Editor: Linda Fitria