Anneila Firza Kadriyanti

Pengamat komunikasi politik gender; founder dan pegiat literasi digital Mari Melek Media; feminist blogger.

Cyberbullying: Bahagia dan Sedih Tetap Dicerca, Harus Stop Bermedsos?

Anneila Firza Kadriyanti Kamis, 19 Januari 2023
Perempuan adalah gender yang paling banyak menerima cyberbullying di dunia digital. Cara menghentikannya?
Perempuan adalah gender yang paling banyak menerima cyberbullying di dunia digital. Cara menghentikannya? Mikhail Seleznev

Tulisan ini merupakan pandangan pribadi dari penulis.

Parapuan.co - Zoe Gabriel menjadi korban perundungan (bullying) di media sosial TikTok hanya karena dia membagikan kebahagiaannya mendapatkan handbag jenama Charles & Keith.

Dalam video Tiktok berdurasi 30 detik tersebut, Zoe merasa begitu senang bisa memiliki tas mewah pertama dalam hidupnya.

Penyebutan kata mewah (luxury) dalam video Zoe inilah yang akhirnya menuai komentar sinis dan ejekan dari TikTokers lainnya.

Zoe dinilai tidak mengerti definisi mengenai barang mewah (luxury goods) dan tidak memiliki pengetahuan tentang jenama (brand) apa yang termasuk dalam kategori barang mewah.

Ejekan yang diterima oleh Zoe berbuah manis sebab founder Charles & Keith mengundang Zoe dan ayahnya langsung ke kantor pusat brand mereka untuk memberikan tur eksklusif.

Zoe Gabriel dan ayahnya diundang ke kantor Charles & Keith
Zoe Gabriel dan ayahnya diundang ke kantor Charles & Keith Instagram/ @zoeaaleah

Baca Juga: Viral di TikTok Tas Charles & Keith, Ini Hierarki Brand Fashion Mewah

Namun pengalaman Zoe menegaskan kenyataan yang semakin mengkhawatirkan tentang hilangnya empati dan sensitivitas para pengguna media sosial pada saat mengomentari postingan pengguna lainnya.

Kebebasan berbicara dan berekspresi di ranah virtual malah sering diterjemahkan lewat bentuk perundungan, mengejek, hingga menyebarkan ujaran kebencian.

Tak heran jika Jaron Lanier (2018) dalam bukunya Ten Arguments For Deleting Your Social Media Accounts Right Now menyatakan, penggunaan media sosial telah mengubah dan mengelompokkan para penggunanya menjadi bajingan yang sudah mati rasa dengan tak memiliki rasa hormat dan empati terhadap orang lain.