Dipuji Jokowi, Angka Stunting di Sumedang Turun Karena Hal Ini

Anna Maria Anggita - Kamis, 19 Januari 2023
Presiden Jokowi beri pujian Pemerintah Kabupaten Sumedang karena berhasil turunkan angka stunting
Presiden Jokowi beri pujian Pemerintah Kabupaten Sumedang karena berhasil turunkan angka stunting Nakita.id/Kirana

Pasalnya, pada tiga tahun lalu angka stunting di Sumedang mencapai 32 persen pada tiga tahun tapi pada tahun 2022 hanya tinggal tujuh persen.


Penyebab Stunting

Stunting merupakan suatu kondisi gangguan pertumbuhan dan perkembangan, biasanya ditandai dengan panjang atau tinggi badan anak yang ada di bawah standar.

Mengutip dari netmeds.com, ada tiga penyebab utama dari stunting yakni kebiasaan makan yang buruk, nutrisi ibu buruk, dan sanitasi tidak memadai.

Selain ketiga hal tersebut, ada penyebab lain dari stunting yakni: riwayat keluarga dengan pertumbuhan terhambat atau tertunda.

Selain itu, kekurangan hormon pertumbuhan dan hipotiroidisme juga bisa menyebabkan stunting. 

Penyebab lain seperti stres, penggunaan obat-obatan tertentu selama kehamilan, anemia, penyakit ginjal, dan paru-paru, bisa menyebabkan stunting. 

Kondisi stunting tentunya harus segera mendapat penanganan yang tepat, pasalnya jika dibiarkan dapat berisiko tinggi penyakit dan kematian dini.

Baca Juga: Jelang Hari Gizi Nasional, Dokter Ungkap 5 Kiat Memutus Rantai Stunting di Indonesia

Tidak hanya itu, stunting akan menyebabkan perkembangan mental dan kognitif yang tertunda, gangguan kognitif, hingga siklus malnutrisi antar generasi.

Dalam acara Rumah Sakit Pondok Indah di Cikini pada Rabu (19/1) lalu, dr. Raissa Edwina Djuanda, M.Gizi, Sp.GK, AIFO-K, menyebutkan kalau stunting tidak boleh diabaikan. 

"Bahkan dari saat hamil, kita harus waspada jika berat badan kita tidak naik. Stunting bisa dideteksi, maka kita harus waspada dan melakukan pemenuhan gizi," ujarnya. 

Dokter Raissa kemudian menjabarkan terkait kalori yang bisa ditambahkan selama kehamilan. 

"Trisemester satu harus menambahkan 180 kkal dan trisemester berikutnya sekitar 300 kkal," pungkasnya. 

(*)

Usia Sampai Gaya Hidup Jadi Faktor Risiko Pneumonia pada Orang Dewasa