Rorokenes, Brand Tas yang Berdayakan Perempuan hingga Jadi Official Merchandise G20

Citra Narada Putri - Sabtu, 17 Desember 2022
Rorokenes, brand tas anyaman lokal yang memberdayakan perempuan.
Rorokenes, brand tas anyaman lokal yang memberdayakan perempuan. Dok. Rorokenes Indonesia
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by rorokenès (@rorokenesindonesia)

Praktik Pemberdayaan Perempuan

Bukan hanya berorientasi pada keuntungan saja, ternyata Rorokenes punya tujuan lain dalam menjalankan bisnisnya.

Yaitu dengan memproduksi tas anyaman sekaligus memberdayakan para ibu yang ada di Semarang.

"Saya masuk ke ibu-ibu agar supaya mereka bisa mendapatkan pendapatan tambahan tanpa harus meninggalkan anaknya," ujar Syanaz.

Selain itu, dengan melibatkan ibu-ibu, menurut Syahnaz ada proses healing yang bisa dirasakan oleh mereka. 

"Proses healing ini penting yah. Karena menganyam itu healing loh. Sambil nonton sinetron, nungguin anaknya, mereka sambil nganyam. Dan menganyam itu balancing antara otak kanan dan otak kiri," ujar Syanaz. 

Syanaz melalui jenama tas lokal ini pun berusaha untuk serius melibatkan ibu-ibu di daerah Semarang agar mau terlibat. 

Bukannya tanpa alasan, Syanaz percaya bahwa dengan memberdayakan ibu akan memperkuat keluarga.

Baca Juga: Yuk, Ikuti Program Literasi Keuangan untuk UMKM Perempuan Ini

"Selain itu, memberdayakan ibu juga berarti memperkokoh bangsa ke depannya," tambahnya.

Rorokenes sendiri pun akan mengajarkan ibu-ibu di Semarang tersebut untuk menganyam dan akan membeli hasil anyamannya.

Diceritakan oleh Syanaz bahwa pada masa lampau hasil anyaman pernah dijadikan alat tukar pengganti uang. 

Ia pun mengaku khawatir, bahwa jika budaya ini tidak dirawat, akan membuat kemampuan ini punah.

"Nah skill ini yang kemudian kita berikan kepada mereka yang tidak bisa bersekolah tinggi. Dengan kamu menganyam, kamu bisa mendapatkan uang," ujarnya. 

Tapi tak sampai di situ, ada misi lain yang dibawa Rorokenes saat mengajak para ibu tersebut terlibat dalam proses produksi. 

"Kami juga memberikan literasi finansial dan gender. Yang mana di dalam literasi gender itu memberikan pemahaman agar mereka berdaya ekonomi dan mandiri," jelas Syanaz lagi. 

Hal ini dilakukan Syanaz karena ia melihat dari para ibu tersebut banyak yang datang dari golongan masyarakat marjinal.

"Di sini Rorokenes ingin menjadikan industri kami sebagai platform untuk menyuarakan akan hal ini, bahwa kesetaraan gender atau pemberdayaan perempuan berarti harus menaikkan literasi ke seluruh anggota keluarga, termasuk ibu," ujar Syahnaz.

(*)

 Baca Juga: Pentingnya Pemberdayaan Petani Ulat Sutra Eri untuk Penuhi Kebutuhan Industri Mode Berkelanjutan