Maksimalkan Kegiatan di Luar Sekolah, Lakukan Ini Agar Lolos Seleksi Studi Luar Negeri

Firdhayanti - Selasa, 13 Desember 2022
Yale University merupakan salah satu kampus jajaran Ivy League.
Yale University merupakan salah satu kampus jajaran Ivy League. f11photo

Parapuan.co - Melanjutkan studi ke universitas terbaik dunia menjadi salah satu pilihan agar mendapatkan pendidikan terbaik. 

Tentu saja, semua orang memiliki cita-cita untuk menuntut ilmu di universitas kelas dunia  seperti Universitas Oxford, Universitas Cambridge, MIT, Universitas Stanford, atau Universitas Columbia dan Universitas Yale.

Kendati begitu, kita tak bisa dengan mudah masuk ke dalam jajaran universitas Ivy League tersebut, Kawan Puan.

Kamu harus mengikuti seleksi super kompetitif yang diikuti puluhan ribu pelajar dari seluruh belahan dunia.

Selain itu, tahapan seleksi universitas-universitas kelas dunia tidak hanya panjang, tetapi juga mensyaratkan standar yang tinggi.

Standar yang tinggi bukan berarti hanya mahasiswa yang luar biasa cerdas yang dicari.

Prestasi akademis saja tidak cukup untuk menjamin keberhasilan calon mahasiswa diterima di universitas-universitas kelas dunia.

Sistem pendidikan Indonesia yang mengutamakan pencapaian akademis berbeda dengan sistem pendidikan di Amerika Serikat (AS) dan Inggris yang cenderung bersifat holistik.

Karena pendekatan holistik inilah calon mahasiswa akan dinilai admissions officer (petugas seleksi universitas) secara utuh sebagai seorang individu yang memiliki minat, bakat, dan karakter yang unik.

Dari penilaian tersebut, admissions officer kemudian dapat mempertimbangkan nilai dan manfaat yang dapat calon mahasiswa tersebut kontribusikan kepada universitas pilihannya.

Baca Juga: Syarat Lowongan Kerja Account Executive di VINDES Milik Vincent dan Desta

Kembangkan Kegiatan di Luar Sekolah 

Vanya Sunanto, Country Manager, Indonesia di konsultan pendidikan Crimson Education mengatakan, diperlukan persiapan agar pelajar Indonesia siap bersaing dengan berbagai pelajar di belahan dunia. 

Dalam hal ini, siswa kelas 9 atau 3 SMP merupakan waktu yang paling ideal bagi pelajar Indonesia untuk mulai mempersiapkan diri.

"Sebagai langkah awal, mulailah dengan menjaga nilai rapor agar tetap baik, sembari mengeksplorasi kegiatan di luar sekolah yang diminati, misalnya kompetisi debat berbahasa Inggris, kompetisi Model United Nations (simulasi sidang Perserikatan Bangsa-Bangsa), atau kursus coding (pemrograman),” papar Vanya dalam keterangan pers tertulis yang diterima PARAPUAN

Di mata admissions officer, profil ekstrakurikuler yang kuat tidak hanya menandakan kesungguhan siswa dalam bidang yang ia minati.

Ini merupakan bukti komitmen dan konsistensi siswa dalam mengembangkan bakatnya tanpa mengabaikan pencapaian akademisnya.

Eksplorasi Minat dan Bakat 

Vanya mengakui bahwa hal pengembangan ekstrakurikuler kerap luput dari perhatian pelajar Indonesia.

Hal ini disebabkan oleh perbedaan persepsi kegiatan ekstrakurikuler di Indonesia dengan di Amerika Serikat dan Inggris. 

Baca Juga: Seperti Im Si Wan di Drakor Summer Strikes, Ini Dia Tugas Profesi Pustakawan

Kendati begitu, ini bukan berarti pelajar Indonesia memiliki kesempatan yang kecil.

Kamu bisa melakukan eksplorasi minat dan bakat untuk memulai mengembangkan ekstrakurikuler.

Pasalnya, kegiatan yang dilakukan dengan sepenuh hati dapat membuahkan dampak yang positif.

"Profil yang solid tidak berarti sang siswa harus menjadi siswa segala bisa, ia hanya perlu mendalami dua atau tiga kegiatan yang berkesinambungan dan mendemonstrasikan nilai-nilai kepemimpinan di dalamnya” papar Vanya. 

Dalam hal ini, Crimson Educationmenawarkan berbagai kegiatan ekstrakurikuler, di antaranya PwC Global Case Competition yang merupakan business case competition berbasis virtual terbesar di dunia bagi pelajar berusia 13 hingga 18 tahun.

Dalam kompetisi tersebut, pelajar dari seluruh dunia beradu dalam menyelesaikan kasus bisnis untuk memenangkan hadiah program magang di Price Waterhouse Cooper yang merupakan salah satu dari empat firma audit terbesar dunia. 

Selain itu, Crimson Education juga menyelenggarakan Online Winter Camp melalui Crimson Research Institute Snow Program (CRISP) yang berlangsung pada 19 Desember 2022 hingga 27 Januari 2023.

Dalam program ini, pelajar Indonesia memiliki kesempatan melakukan riset setingkat sarjana di bawah bimbingan pengajar-pengajar dari berbagai universitas kelas dunia dalam bidang ilmu komputer dan matematika, ilmu genetika dan kedokteran, ilmu ekonomi dan keuangan, psikologi dan neurosains, serta ilmu hukum dan filsafat.

Bagi pelajar Indonesia yang ingin melanjutkan studinya di Inggris yang mensyaratkan kesinambungan antara kegiatan ekstrakurikuler dengan program studi yang diminati, CRISP adalah pilihan yang sempurna.

Baca Juga: Pendidikan atau Pengalaman, Mana yang Lebih Dilihat saat Mencari Kerja?

Selain itu, ada pula  program mentorship dalam berbagai bidang–mulai dari teknologi, pemrograman, jurnalistik, hingga hukum dan berbagai bidang lainnya di berbagai perusahaan terkemuka di antaranya Ferrari, AWS (Amazon Web Services), HSBC, Uber, dan The Economist melalui Crimson Careers.

Terakhir, terdapat pula program Ivy League MUN Tour pada bulan Januari 2023 yang memberikan kesempatan bagi pelajar-pelajar Indonesia untuk mengikuti kompetisi Model United Nations di beberapa universitas Ivy League sekaligus mengunjungi universitas-universitas kelas dunia lainnya di Amerika Serikat.

(*)