Dr.  Firman Kurniawan S.

Pemerhati budaya dan komunikasi digital, pendiri LITEROS.org, dan penulis buku Digital Dilemma

Bias Algoritma dan Peminggiran Perempuan dari Arena Teknologi

Dr. Firman Kurniawan S. Sabtu, 3 Desember 2022
Bias gender, ketidaksetaraan gender, masih juga terjadi di dunia teknologi. Namanya, bias algoritma.
Bias gender, ketidaksetaraan gender, masih juga terjadi di dunia teknologi. Namanya, bias algoritma. Aleksey Sergienko

Tulisan ini merupakan pandangan pribadi dari penulis.

Baca Juga: Mengenal Profesi Artificial Intelligence Specialist yang Menjanjikan

Joy Buolamwini dan Kita di Kehidupan Sehari-Hari

Joy Buolamwini adalah kandidat Doktor dari Massachusetts Institute of Techonology (MIT) yang tengah menyelesaikan proyek seni yang digelutinya.

Kendati seniman, Boulamwini sedang mempelajari teknik coding, salah satu kemampuan di bidang informatika.

Jika ini berhasil, karyanya dapat ditampilkan lebih sempurna dengan dukungan teknologi informasi.

Sebuah misi yang terdorong oleh profesionalitas seorang akademisi seni, yang memadukan estetika seni dengan kecanggihan perangkat berbasis teknologi informasi. Seluruhnya demi kepuasan penontonnya.

Kembali pada kegamangan yang ditampilkan film: Mengapa perangkat yang digunakan berperilaku beda pada Boulamwini?

Apa karena dia perempuan? Berkulit hitam? Atau suku bangsanya yang berjumlah minoritas di kampus itu?

Tak setarakah teknologi mendudukkan keragaman gender, warna kulit, maupun suku bangsa?

Pertanyaan-pertanyaan ini terlintas tak hanya di benak Buolamwini, tapi banyak orang.