Advertorial

Upaya Atasi Perubahan Iklim Semakin Mendesak, Apa Peran Perempuan dan Anak Muda?

Yussy Maulia - Jumat, 11 November 2022
Perempuan dan anak muda dapat berpartisipasi untuk mencegah kerusakan lingkungan akibat perubahan iklim.
Perempuan dan anak muda dapat berpartisipasi untuk mencegah kerusakan lingkungan akibat perubahan iklim. Shutterstock

Parapuan.co – Perubahan iklim atau climate change merupakan salah satu ancaman global yang telah berlangsung sejak ratusan tahun lalu. Saat ini, efek perubahan iklim semakin memburuk dan berpotensi mengancam kelangsungan hidup manusia.

Masyarakat Indonesia pun kini sudah mengalami dampak nyata jangka pendek dari perubahan iklim, di antaranya adalah cuaca ekstrem, bencana hidrologi seperti tanah longsor dan banjir, serta kelangkaan air.

Sedangkan pada jangka panjang, Bumi akan mengalami degradasi lingkungan secara bertahap. Degradasi lingkungan dapat meruntuhkan berbagai aspek kehidupan masyarakat, mulai dari kelangkaan sumber daya alam, melemahnya ketahanan pangan, hingga ancaman kesehatan dan ekonomi global.

United Nation (UN) Women menyebut perubahan iklim adalah “pengganda ancaman”. Artinya, dampak perubahan iklim akan terus bertambah seiring waktu apabila tidak segera diatasi. Perempuan dan anak-anak pun dinilai menjadi kelompok yang paling rentan terdampak.

Baca Juga: Cegah Dampak Resesi, Pemerintah Andalkan Rencana Digitalisasi UMKM 

Selama ini, hampir seluruh masyarakat di dunia terbiasa hidup dalam konsep ekonomi linear dengan pola konsumsi produksi-pakai-buang. Pola tersebut memicu produksi limbah yang berlebihan sehingga dapat memperburuk dampak perubahan iklim.

Menurut Co-Founder Vital Ocean dan Partner Systemiq Joi Danielson, pola konsumsi tersebut didorong oleh sifat alami manusia yang cenderung takut akan kelangkaan sehingga kerap mengonsumsi barang lebih dari yang dibutuhkan.

“Jika kita bisa membantu orang merasa bahwa apa yang mereka miliki sudah cukup, kita bisa meyakinkan mereka untuk hanya mengonsumsi yang dibutuhkan. Dengan ini, kita bisa mulai memutus siklus konsumsi tersebut,” jelas Joi dalam forum pra Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Ketiga Y20 Indonesia, dikutip dari laman g20.org.

Sementara itu, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya meyakini, perempuan dan anak muda dapat berperan aktif dalam meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap perubahan iklim.

Baca Juga: Jadi Pemain Kunci Pengelolaan Energi di Rumah Tangga, Perempuan Perlu Dilibatkan dalam Transisi EBT

Penulis:
Editor: Wandha Nur Hidayat