Mengenal 5 Metode Intervensi Kekerasan Seksual di Tempat Umum

Saras Bening Sumunar - Selasa, 25 Oktober 2022
Metode intervensi kekerasan seksual di tempat umum.
Metode intervensi kekerasan seksual di tempat umum. undefined undefined

Parapuan.co - Perempuan masih menjadi kelompok yang paling rentan terhadap kekerasan seksual

Nahasnya, kekerasan seksual tersebut dapat terjadi kapanpun dan di manapun, termasuk di lingkungan instansi pendidikan seperti kampus yang selama ini dianggap tempat yang aman.

Hal tersebut terbukti dari banyaknya kasus kekerasan seksual yang terjadi di perguruan tinggi, seperti yang sekarang banyak diberitakan belakangan ini. 

Maka sebagai langkah untuk memberantas kekerasan seksual, L'Oréal Paris pun kembali mengajak masyarakat Indonesia untuk terlibat dalam kampanye #WeStandUp.

Kali ini, L'Oréal Paris bekerjasama dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia, Narasi, FISIP UI, dan DEMAND mengadakan pelatihan intervensi pencegahan kekerasan seksual dan diskusi publik untuk StandUp Melawan Kekerasan Seksual di Kampus pada Jumat (21/10/2022).

Dalam acara tersebut, dijelaskan oleh Anindya Restuviani, Co-Director DEMAND, bahwa ada metode intervensi kekerasan seksual yang dikenal dengan 5D, yang penting untuk dipahami oleh masyarakat.

"Metodologi intervensi 5D: Dialihkan, Dilaporkan, Dokumentasikan, Ditegur, dan Ditenangkan untuk membantu korban seketika, sehingga merasa aman di ruang publik," ucap Anindya seperti press release yang diterima PARAPUAN.

"Harapannya melalui diskusi publik ini semakin banyak yang mengambil peran aktif. Jika korban membutuhkan bantuan dapat menghubungi carilayanan.com,” sambungnya.

Berikut rincian metode intervensi 5D, yakni: 

Baca Juga: Ini Kata Nadiem Makarim tentang Pentingnya Melawan Kekerasan Seksual di Kampus

  

1. Dialihkan

Dialihkan adalah memulai percakapan dengan korban atau mencari cara lain untuk menarik perhatian dari pelaku kekerasan.

Misal, menanyakan mengenai waktu atau menjatuhkan sesuatu untuk mengalihkan perhatian.

Walau terkesan sepele, hal ini dilakukan untuk mencegah kekerasan terjadi.

2. Dilaporkan

Setelah mengalihkan, kamu bisa mencari bantuan pada pihak berwenang seperti satpam, atau pihak lainnya.

Tanyakan bagaimana keadaan korban, tanyakan pada mereka apakah ia berkenan untuk melaporkan peristiwa ini kepolisi.

3. Dokumentasikan

Ada beberapa tips yang bisa kamu lakukan ketika akan mendokumentasikan kekerasan seksual, seperti:

Baca Juga: Ungkap Kasus Kekerasan Seksual di Kemenkop UKM, Situs Konde Sempat Tak Dapat Diakses

- Jaga jarak.

- Dokumentasikan tanda-tanda sekitar yang dapat mengidentifikasi lokasi.

- Sebutkan hari dan jam.

- Ikuti aturan mengambil dokumentasi dan penyebaran informasi pelecehan.

4. Ditegur

Kamu juga bisa menanyakan secara langsung pada korban tentang apa yang terjadi.

Tanyakan bagaimana kondisi mereka, apakah mereka berkenan untuk mendapatkan bantuan atau yang lainnya.

Sementara saat melihat akan adanya tindak kekerasan, kamu bisa menegur pelaku.

"Setelah di tegur, tidak usah didebat. Langsung keluar dari situasi tersebut dengan mengajak korban," ucap Anindya.

Ini dilakukan untuk meminimalisir situasi yg tidak diinginkan.

5. Ditenangkan

Terakhir, tenangkan kondisi korban kekerasan seksual.

Pastikan kamu mendampingi korban sampai mereka merasa lebih baik.

Itu tadi lima metode intervensi kekerasan seksual.

Semoga dapat membantu ya!

Baca Juga: Pakai Nama Penulis Perempuan Pemenang Kontes, Dreame Lakukan Donasi untuk Korban Kekerasan

(*)

Sumber: liputan,Press Release
Penulis:
Editor: Citra Narada Putri